Friday, June 27, 2008

Sarjana Bermental Wirausaha.

PROBLEM menganggur bagi sarjana masih menjadi momok. Mereka akan berbondong-bondong untuk memburu kesempatan kerja ketika lowongan pekerjaan dibuka. Padahal, kesempatan kerja menjadi pegawai, baik di swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS), tentu sangat terbatas. Seringkali sangat tidak seimbang antara jumlah peminat dengan kapasitas daya tampung. Pengumuan penerimaan calon PNS tiap tahun selalu dibanjiri para pemburu kerja, terutama para sarjana.

Masalah selalu berulang; ketika akan kuliah sudah berhadapan dengan kompetisi meraih tiket kursi kuliah di perguruan tinggi (PT). Dengan berkesempatan mengenyam kuliah di PT yang diidamkan, akan lebih mudah memperoleh pekerjaan, tanpa bersusah payah berkompetisi. Tetapi saat atribut sarjana sudah didapat, ternyata mereka dibelit dengan persoalan lapangan kerja. Akhirnya sarjana hanya menjadi bagian dari antrean beban angkatan tenaga yang bertambah setiap tahunnya.

Menurut data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2006, jumlah pengangguran terbuka mencapai 11,104,693 orang. Pengangguran yang tidak lulus atau lulus sekolah dasar (SD) mencapai 3,524,884 orang. Lulusan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 2,860,006 orang; lulusan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 4,047,016 orang. Lulusan akademi/diploma sebanyak 297,185 orang, dan jumlah sarjana yang masih menganggur berjumlah 375,601 orang.

Menurut Koordinator Tim Peneliti Prospek Perekonomian Indonesia 2007 Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, M Tri Sambodo, angka pengangguran baru pada 2007 akan bertambah 1,6 juta orang, yang tentu di dalamnya termasuk lulusan PT.

Tingginya tingkat pengangguran yang dialami oleh para lulusan PT menandakan bahwa para sarjana masih menjadi problem dan penambah beban berat angkatan kerja. Problem itu hendaknya menjadi perhatian semua pihak, baik oleh PT maupun alumnus, dan semua pihak yang memiliki kepentingan bagi masa depan anak bangsa dalam rangka ikut mengatasi angka pengangguran, terutama pengangguran terdidik.

Para sarjana yang terjun ke masyarakat lebih memilih mencari pekerjaan dengan menjadi pegawai swasta atau negeri daripada bersusah payah membuat pekerjaan untuk dirinya sendiri.

Orientasi tak mau bersusah payah dan meraih kesuksesan secara instan telah menjangkiti angkatan kerja usia produktif. Dampak dari perkembangan dan kemajuan teknologi yang membuat manusia mudah untuk memperoleh kebutuhan, ternyata berdampak kepada rendahnya mental untuk berusaha dan bersusah payah ketika problem kehidupan mereka alami.

Karena itu, perlu ada satu kesadaran kolektif dalam upaya mengatasi problem ketenagakerjaan, terutama para sarjana sebagai tenaga kerja terdidik.

Karakter Wirausahawan

Salah satu upaya untuk mengatasi dan mencegah pengangguran bagi kalangan terdidik, terutama para sarjana, adalah perlu secara serius mempersiapkan generasi sarjana enterpreneur (wirausahawan).

Menurut Ir Ciputra, pendiri Universitas Ciputra, bangsa Indonesia perlu melakukan lompatan kuantum untuk menanggulangi masalah pengangguran dan kemiskinan dengan menerapkan pendidikan kewirausahaan.

Dengan demikian akan tercipta generasi sarjana pencipta kerja, bukan pencari kerja, sehingga potensi kekayaan alam yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk mencapai kemakmuran bangsa.

Pendidikan kewirausahaan bukan semata-mata untuk kepentingan dunia bisnis, melainkan setiap lapangan pekerjaan yang memiliki semangat, pola pikir, dan karakter enterpreneur akan membuat perbedaan, perubahan, dan pertumbuhan positif dalam profesi dan pekerjaan mereka di luar bidang dunia bisnis. Jiwa enterpreneur akan memiliki daya kreatif dan inovatif, mencari peluang dan berani mengambl risiko.

Pendidikan enterpreneur akan memberikan karakter para sarjana memiliki mental dan moral yang kuat, jiwa kemandirian, dan sikap ulet (tahan banting), pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, serta mampu mengahadapi persaingan global.

Dengan sikap kreatif, mandiri, ulet, dan didukung dengan karakter yang baik, maka para sarjana akan mampu mengatasi problem dirinya sendiri. Bahkan bisa memberikan kontribusi dalam ikut memecahkan problem kehidupan yang dihadapai oleh masyarakat.

Menurut Ciputra, dengan mengutip ahli sosiologi David McCelland (Kompas, 24/10), suatu negara bisa menjadi makmur bila memiliki sedikitnya dua persen enterpreneur dari jumlah penduduk tersebut. Dari data statistik, saat ini di Indonesia baru memiliki 0,18 % enterpreneur atau sekitar 400,000 dari penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 220 juta jiwa.

Dalam lingkup yang berbeda, Dr Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo, yang belum lama ini mempertahankan disertasinya tentang "Signifikansi Peran Manajemen Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah" di Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan memperoleh predikat cumlaude, menyatakan bahwa manajemen kewirausahaan sangat signifikan menentukan kinerja pemerintah daerah (Suara Merdeka, 28/10).

Dalam paradigma sistem kewirausahaan, pemerintah diajak untuk tidak mengutamakan sistem dan prosedur, tetapi lebih beroreintasi kepada kinerja dan hasil kerja dengan mengutamakan jiwa dan semangat enterpreneurship.

Seorang pemimpin daerah juga harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga prestasinya bisa dinikmati oleh masyarakat.

Agaknya, jiwa kewirausahaan sudah harus menjadi bagian dari desain utama (grand design) dalam kurikulum pendidikan di PT. Melihat timpangnya antara kesempatan kerja dengan jumlah angkatan kerja yang membengkak tiap tahun, perlu upaya serius dari dunia pendidikan, terutama PT, untuk ikut membekali para mahasiswanya dengan pendidikan kewirausahaan.

Jika para sarjana memiliki sikap dan mental kemandirian yang ditumbuhkan melalui pendidikan kewirausahaan, maka tidak canggung lagi setelah terjun di masyarakat. Seandarinya satu orang sarjana bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk satu orang saja, maka paling tidak problem pengangguran dapat berkurang dua orang.

Ribuan sarjana yang menciptakan lapangan pekerjaan masing-masing sebanyak satu orang, maka dua kali lipat dari ribuan tersebut, beban pengangguran akan teratasi.

Angkatan kerja dengan tingkat pendidikan sarjana seharusnya sudah tidak lagi menjadi problem ketenagakerjaan di Indonesia. Sebab, dengan tingkat pendidikan yang memadai seharusnya sarjana menjadi kontributor untuk memecahakan problem ketenagakerjaan. Paling tidak, para sarjana tidak semata-mata berorientasi untuk menjadi pegawai, terutama PNS, karena menjalani pekerjaan terhormat tidak hanya menjadi pegawai dan atau PNS.

Sumber : www.yukbisnis.com

Read More......

Friday, June 20, 2008

Bob Sadino

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.


Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.

Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.

Sumber : http://yukbisnis.com

Read More......

Pengembangan Diri

Sebelum terjun kedunia penjualan, seorang calon pengusaha atau penjual harus terlebih dahulu yakin, bahwa dirinya mampu untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang besar untuk dapat berkomunikasi dengan orang banyak dan sanggup mempengaruhi orang lain untuk membeli produknya melalui teknik-teknik pendekatan yang jitu.


Oleh karena itu, untuk bisa menjadi pengusaha atau
penjual, diperlukan kualitas atau nilai-nilai tertentu. Yang pertama
sekali adalah inisiatif. Ini mutlak diperlukan, karena kondisi
seorang pengusaha atau penjual berbeda dengan kondisi seorang
karyawan. Aktivitas seorang karyawan ditentukan, diarahkan dan
digerakkan oleh atasannya. Sehingga, bila suatu waktu yang
bersangkutan merasa malas, bingung atau tidak tahu apa yang harus
dilakukan, maka atasannya itulah yang akan memberikan pengarahan dan
dorongan untuk bekerja.

Pengusaha dilain pihak, adalah orang yang bebas. Tidak
ada siapa pun yang akan memerintahkannya bekerja, mengarahkan atau
membimbing. Jika ia tidak bergairah mengerjakan sesuatu dan memilih
bermalas-malas, tidak ada yang akan melarang. Namun risikonya, ia
mungkin akan kekurangan penghasilan atau bahkan tidak mendapatkannya
sama sekali. Oleh sebab itu, hanya inisiatiflah yang merupakan
andalan satu-satunya bagi para pengusaha dan penjual, agar mereka
bisa bekerja secara aktif mencari pelanggan dan mendapatkan order.
Inisiatif yang murni datang dari dalam diri sendiri berperan sebagai
atasan bagi mereka yang berwiraswasta. Aktif, dalam arti "jemput
bola", ditambah dengan inisiatif yang bersifat progresif, pada
akhirnya akan membentuk seseorang menjadi proaktif.

Yang kedua adalah kegigihan. Semua kesuksesan datang
sebagai hasil sebuah kegigihan. Charles Albert Poissant dalam
bukunya "How To Think Like A Millionaire" menandaskan bahwa hanya
kegigihanlah yang menjamin sebuah keberhasilan. Bukan bakat, karena
kenyataannya begitu banyak orang berbakat yang tidak bisa sukses.
Kejeniusan juga bukan faktor penjamin, karena orang jenius yang tidak
berhasil juga amat banyak. Begitupun pendidikan, fakta berbicara
bahwa dimana-mana terdapat orang berpendidikan yang hidupnya
terlantar. Keterampilan ? Sama saja. Sangat sedikit dari mereka
yang trampil bisa mencuat kepermukaan. Hanya kegigihan dan keuletan
yang tidak lain merupakan bagian dari leadership !

Sebagaimana telah disinggung berulang-ulang pada bab-bab
sebelumnya, orang yang gigih, ulet, proaktif, tidak akan jera hanya
karena sebuah kegagalan. Kegagalan hanyalah sebuah unsur yang lumrah
terdapat didalam sebuah proses panjang menuju keberhasilan. Setiap
orang yang ingin maju, harus melalui persyaratan mutlak ini, laluilah
serangkaian kegagalan terlebih dahulu, bangkit kembali dan maju
terus. Ingatlah selalu proses jatuh bangunnya seorang anak kecil
yang belajar berjalan, sebelum yang bersangkutan mampu berdiri dengan
baik, dan berlari-lari dengan cekatan. Ingat juga bagaimana usaha
seseorang yang ingin belajar mengendarai sepeda, dimana ia harus
mengalami kejatuhan berkali-kali, sebelum menjadi mahir.

Nilai ketiga adalah ketekunan. Sering terjadi bahwa
orang yang sebenarnya potensial untuk maju, akhirnya gagal mencapai
cita-cita, karena tidak menyadari bahwa ketekunan merupakan salah
satu syarat mutlak. Mengapa ? Karena, merintis usaha dan karir
dalam hidup ini, tidak ubahnya seperti pekerjaan seorang wanita
perajut yang ingin membuat tenunan kain panjang dari jalinan benang,
helai demi helai mempergunakan keterampilan tangan. Kalau ia tidak
memiliki ketekunan yang memadai, cepat bosan dan putus asa, maka
sampai kapan pun kain tenunannya tidak akan selesai. Begitu pun
dengan usaha. Pekerjaan hari demi hari, yang belum kelihatan sama
sekali hasilnya untuk waktu yang cukup lama, bukanlah berarti tidak
akan menghasilkan apa-apa dimasa depan.

Satu hari demi satu hari yang dilalui, merupakan sehelai
benang yang disusul dengan sehelai lainnya untuk membentuk sebuah
tenunan kain, yang baru kelihatan bentuknya nanti, setelah beberapa
lama waktu berjalan. Kesabaran yang tinggi disertai keyakinan kuat,
amat diperlukan. Jangan cepat jemu. Kejemuan akan segera
menyebabkan seseorang menghentikan pekerjaan yang sedang digeluti
untuk kemudian mengubah rencana beralih ke pekerjaan lainnya.
Sayangnya, semua perjalanan karir akan memberikan suka-duka yang
sama. Tidak ada kesuksesan yang datang hanya dalam waktu sekejap.
Orang yang tidak tekun, tidak sabar, akan segera mengalihkan rencana
kerjanya lagi dan lagi, begitu ia mendapat kenyataan bahwa suatu
usaha tidak mendatangkan kemajuan yang berarti setelah beberapa waktu
lamanya. Ia akan menganggap bahwa dirinya telah salah pilih.
Akibatnya, walau memang bekerja keras, ternyata ia tidak pernah
mencapai garis finish, karena selalu berputar-putar dari satu bidang
usaha kebidang lainnya.

Read More......

Wednesday, June 18, 2008

Selembar Cek

Di sebuah keluarga, tinggallah seorang ayah dengan putra tunggalnya yang sebentar lagi lulus dari perguruan tinggi. Sang ibu beberapa tahun yang lalu telah meninggal dunia. Mereka berdua memiliki kesamaan minat yakni mengikuti perkembangan produk otomotif.

Suatu hari, saat pameran otomotif berlangsung, mereka berdua pun kesana. Melihat sambil berandai-andai. Seandainya tabungan si ayah mencukupi, kira-kira mobil apa yang sesuai budget yang akan di beli. Sambil bersenda gurau, sepertinya sungguh-sungguh akan membeli mobil impian mereka.

Menjelang hari wisuda, diam-diam si anak menyimpan harapan dalam hati,
"Mudah-mudahan ayah membelikan aku mobil, sebagai hadiah kelulusanku.
Setelah lulus, aku pasti akan memasuki dunia kerja. Dan alangkah
hebatnya bila saat mulai bekerja nanti aku bisa berkendara ke kantor
dengan mobil baru," harapnya dengan senang. Membayangkan dirinya memakai
baju rapi berdasi, mengendarai mobil ke kantor.

Saat hari wisuda tiba, ayahnya memberi hadiah bingkisan yang segera
dibukanya dengan harap-harap cemas. Ternyata isinya adalah sebuah kitab
suci di bingkai kotak kayu berukir indah. Walaupun mengucap terima kasih
tetapi hatinya sungguh kecewa. "Bukannya aku tidak menghargai hadiah
dari ayah, tetapi alangkah senangnya bila isi kotak itu adalah kunci
mobil," ucapnya dalam hati sambil menaruh kitab suci kembali ke
kotaknya.

Waktu berlalu dengan cepat, si anak diterima kerja di kota besar. Si
ayah pun sendiri dalam kesepian. Karena usia tua dan sakit-sakitan, tak
lama si ayah meninggal dunia tanpa sempat meninggalkan pesan kepada
putranya.

Setelah masa berkabung selesai, saat sedang membereskan barang-barang,
mata si anak terpaku melihat kotak kayu hadiah wisudanya yang tergeletak
berdebu di pojok lemari. Dia teringat itu hadiah ayahnya saat wisuda
yang diabaikannya. Perlahan dibersihkannya kotak penutup, dan untuk
pertama kalinya kitab suci hadiah pemberian si ayah dibacanya.

Saat membaca, tiba-tiba sehelai kertas terjatuh dari selipan kitab suci.
Alangkah terkejutnya dia. Ternyata isinya selembar cek dengan nominal
sebesar harga mobil yang diinginkan dan tertera tanggalnya persis pada
hari wisudanya.

Sambil berlinang airmata, dia pun tersadar. Terjawab sudah, kenapa mobil
kesayangan ayahnya dijual. Ternyata untuk menggenapi harga mobil yang
hendak dihadiahkan kepadanya di hari wisuda. Segera ia pun bersimpuh
dengan memanjatkan doa, "Ayah maafkan anakmu yang tidak menghargai
hadiahmu .... Walau terlambat, hadiah Ayah telah kuterima.... .. Terima
kasih Ayah.. Semoga Ayah berbahagia di sisiNYA, amin".

Tidak jarang para orang tua memberi perhatian dengan alasan dan caranya
masing-masing. Tetapi dalam kenyataan hidup, karena kemudaan usia anak
dan emosi yang belum dewasa, seringkali terjadi kesalahfahaman pada anak
dalam menerjemahkan perhatian orang tua.

Jangan cepat menghakimi sekiranya harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Sebaliknya tidak menjadikan kita manja hingga selalu menuntut
permintaan.

Mari belajar menjadi anak yang pandai menghargai setiap perhatian orang
tua.

Sumber: Selembar Cek oleh Andrie Wongso

Read More......

Monday, June 16, 2008

Kekuatan Sedekah

Dengan langkah gontai dan lemas, Mulayadi keluar dari sebuah bank yang terletak di Jalan Dipenogoro Jakarta Pusat, Jumat sore di bulan September 2006. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Pihak bank memintanya untik kooperatif, karena Senin atau Selasa, kantor pelelangan akan menyita seluruh asetnya.

"Jumat itu, saya diminta pihak bank untuk segera kooperatif karena hari Senin atau Selasa akan datang dari kantor pelelangan untuk menyita asset saya. Kantor Pelelangan tersebut akan mencoba menyelesaikan masalah saya dengan konsep dilelang." tutur Mulyadi.

Selai bekerja disuatu perusahaan, ia juga membuka usaha sendiri. Posisi terakhir yang dijabatnya adalah Direktur Utama PT Zebra Nusantara, Tbk, perusahaan transportasi terbesar di Surabaya. "Dari kesulitan-kesulitan makro berimbas kepada kesulitan micro, termasuk perusahaan yang saya kelola. Akumulasi kesulitan ini berakibat terancamnya asset-asset yang saya miliki," ujarnya. Nilai asset itu hampir 2 Milyar dan akumulasi hutang hampir 3 Milyar.

Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, pria yang pernah menjabat Direktur Utama PT Steady Safe Tbk, menggunakan kendaraan umum untuk mengantarkannya ke tempat tujuan. Jujur saja, selama ini Mulyadi kemanapun selalu menggunakan sopir. "Akhirnya saya naik Busway, karena itu kendaraan yang saya lihat berlalu lalang. Pertama kali saya naik bis ya itu dari depan Hotel Mandarin menuju Al Azhar. Saya sholat Maghrib disitu dan saya liat & dengar dari publikasi pengurus masjid akan adanya tausiyah di Masjid tsb.

Iapun beriktikaf di Masjid Agung Al Azhar hingga waktu Isya tiba. Setelah shalat Isya berjamaah Mulyadi mengikuti pengajian yang malam itu menampilkan da'i muda Ustadz Yusuf Mansur sebagai penceramah. "Saya terkejut, ketika dalam tausiyah mengatakan, mungkin diantara jamaah yang hadir disini adalah orang yang tidak sama sekali berniat untuk datang ke Al Azhar bahkan mendengar tausiyah dari saya. Tapi, jamaah tersebut saat ini sedang dilanda kesulitan yang luar biasa", ungkap Mulyadi menirukan.

Intinya sang Ustadz mengatakan bagaimana cara mengatasi kesulitan dan mengharapkan pertolongan Allah. Caranya adalah dengan bersedekah, dan lebih utama adalah benda yang paling dicintainya. Tanpa pikir panjang, Mulyadi pun meng-ikhlaskan jam tangan merk Bulgari yang melingkar di tangannya seharga $3000 USD untuk disedekahkan. "Waktu itu, yang paling berharga hanya jam tangan karena di dompet hanya ada uang Rp 110.000. ATM saldonya sudah sangan minim, Kartu Kredit sudah over limit. Waktu itu saya pikir kalau saya sedekahkan Rp 100.000 uang saya tinggal Rp 10.000". Sejenak ada rasa berat . Jam tangan itu memang tipe jam yang diidam-idamkannya sejak dulu. Namun ia segera menepis. Saat di lelang, jam tangan itu dibeli seorang jamaah Masjid Rp 200.000. Ia merasa enteng sepulang dari Masjid. Ia mengaku di puncak kepasrahan tertinggi selama hidupnya. Ia siap untuk menerima keputusan apapun, termasuk hilangnya semua asset yang dimilikinya.

Tak lama kemudian, teleponnya berdering. Jauh sebelum krisis melanda dirinya, ia pernah mengajukan sebuah proposal proyek kepada sebuah lembaga. Suara telepon diseberag sana menanyakan proposalnya dulu, apakah berniat untuk meneruskan atau tidak. "Allah menggerakkan hatinya untuk meng-akomodasi proposal saya", kisahnya penuh suka cita. Senin, hanya berselang dua hari setelah mensedekahkan Jam Bulgarinya, Mulyai diminta datang ke kantor rekannya bersamaan dengan rencana eksekusi lelang. Mereka sepakat untuk kerja sama.

Tak sampai seminggu, ia sudah meneken surat perjanjian kerjasama. Uang muka honorarium segera dikirim ke rekening, begitu kata mereka. Dihari batas terakhir ia harus melunasi hutangnya, ia pergi ke bank. "Subhanallah, sudah ada sejumlah uang yang sangat-sangat cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban saya", ia berkisah dengan mata berbinar. Ia tak akan pernah melupakan kisah itu. "Inilah pengalaman batin yang paling berkesan sepanjang hidup saya. Apa yang kita sangka, tak selalu seperti itu yang Allah kehendaki."

Ia pun teringat, boleh jadi keajaiban itu datang karena sebelumnya ia berikhtiar, ber doa tanpa putus, ibadah puasa, Senin-Kamis, Sholat Dhuha setiap hari, itikap di Masjid dan selalu mendoakan orang tua. Mulyadi bersykur Allah memberinya kesulitan hidup, karena itu adalah momentum untuk melihat keperkasaan Allah. Allah meng-intervensi kehidupan manusia selama manusia berada di jalan Allah dan men-ikhtiarkan sesuatu yang benar-benar mengharapkan ridha Allah. Total tidak berkehendak atau tidak tergantung selain Allah. "Jika kita bersedekah, ternyata itu yang mengundang intervensi Allah lebih cepat lagi".

*) Sumber Harian Republika dalam Dialog Jum'at
**) http://www.purdiechandra.net

Read More......

Monday, June 9, 2008

JOE GIRARD Salesman Jagoan

Jika Muhammad Ali adalah jago tinju sedunia siapakah jago jual sedunia? Kecuali Anda pernah bekerja di bidang penjualan mobil, saya tidak yakin Anda mengenalnya. Dia adalah Joe Girard, world-class achiever di bidangnya. Dan saya ingin memperkenalkan kepada Anda sang legendaris ini. Nama Joe Girard kini tercatat abadi sebagai World's Greatest Salesman menurut The Guinness Book of World Records. Latar belakangnya yang miskin penuh derita membuat suksesnya lebih bercahaya. Ia adalah pahlawan wiraniaga terbesar yang bisa disejajarkan dengan Rudy Hartono di bulu-tangkis, Karpov di catur, atau Pele di sepakbola.

Joe Girard, yang tinggal di Detroit ini, selama 12 tahun berturut-turut berhasil menjual puluhan ribu mobil --sendirian-- dengan rata-rata penjualan 6 kendaraan per hari. Penjualan ini ekivalen dengan kinerja sebuah dealer mobil berukuran top di Indonesia dengan dukungan karyawan 30-an orang.

Bulan Oktober 1992 dia datang ke Indonesia dan memukau ratusan pendengarnya, yang membayar US$ 250.00 per orang, dalam seminar setengah hari di Jakarta Hilton. Di sana ia menceritakan kiat-kiatnya menjadi jago dunia.

Berikut adalah analisis saya tentang profil keberhasilan spektakuler Joe Girard yang saya dengar dari ceramah itu, dan dilengkapi oleh informasi dari beberapa buku tulisannya. Sekaligus saya ingin mencoba mendeskripsikan profil seorang jago dunia secara umum.

1. Jago Dunia Memiliki Tekad Baja
Barangkali karakter Joe Girard yang paling menonjol adalah niat dan tekadnya yang sangat kuat untuk berhasil. Anda dapat menerjemahkan niat dan tekad ini sebagai ambisi suci, keinginan mulia, atau kerinduan agung. Apa pun namanya, niat besar ini telah memberinya semacam tenaga batin (inner power) yang luar biasa untuk meretas belenggu-belenggu kegagalan dan keterbatasan, serta meraih sukses dalam karirnya.

Untuk berhasil, apalagi sampai tingkat dunia seperti Joe Girard, sejumlah hambatan dan rintangan seperti kemalasan, ketakutan, godaan, keterbatasan pengetahuan, keterbatasan relasi, kurang fa-silitas, kurang modal dan 1001 kekurangan lainnya harus diatasi.

Joe Girard sendiri tidak lulus SMP, dibesarkan di daerah kumuh oleh seorang ayah mafia kelas teri, berkali-kali ditangkap polisi karena mencuri dan kriminal lainnya. Latar belakangnya sungguh muram. Tetapi tekadnya untuk berhasil lebih kuat daripada kelemahan yang membelenggu dirinya. Hal itu pula yang memampukannya mengatasi kelaparan, kehausan, kelelahan, tekanan, ejekan, pelecehan, salah pengertian, bahkan tantangan dan ancaman.

2. Jago Dunia Digerakkan Oleh Visi
Joe Girard sangat fasih menuturkan apa yang dikehendakinya, seolah-olah impiannya tersebut sudah ada, sudah terlihat, sudah nyata. Kemampuannya menyentuh ikhwal imajiner ini bahkan sudah sampai ke tahap emosional, artinya emosinya sudah mampu merangsang kehendaknya atas hasil masa depan yang dirindukannya. Inilah yang secara praktis saya sebut dengan visi atau sasaran agung, yakni kemampuan melihat dan merasakan sesuatu pada ruang masa depan.

Apa manfaat praktis dari sebuah visi? Manfaat terbesar adalah menyediakan arah, tuntunan, dan gairah hidup bagi sang visioner. Dengan demikian, upaya dan kegiatannya menjadi efektif dan sekaligus juga efisien. Di pihak lain, orang yang tidak punya visi gampang teralihkan dan kemudian terombang-ambingkan. Ia tidak tahu apa yang dikehendakinya. Kadang, meskipun tahu, tetapi tidak sejelas kristal, dengan akibat tidak punya daya, powerless.

3. Jago Dunia Tekun dan Tabah
Ketekunan dan ketabahan adalah kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan sampai tuntas, selesai dan berhasil, apa pun halangannya. Lawan sifat ini adalah gampang menunda. Orang yang tidak tekun mudah menyerah pada godaan sesaat --menyimpang dari rel visi-- yang umumnya dapat digolongkan pada tiga kategori: nafsu mata, nafsu perut, dan nafsu libido.

Meskipun pemenuhan nafsu-nafsu di atas tidak salah, bahkan esensial bagi eksistensi kehidupan kita, tetapi pemenuhan berlebihan (indulgency) tidaklah menyehatkan pada tingkat psikologis. Pada taraf tertentu, nafsu-nafsu itu perlu didisiplinkan dan ditahan. Secara umum inilah tujuan paling praktis dari tradisi ber-puasa, berpantang, bertarak, atau mutih.

Bertekun mengerjakan sesuatu memerlukan pengorbanan, dalam bentuknya yang khusus, menolak pemenuhan ketiga nafsu di atas untuk sementara, sampai tugas itu tuntas selesai. Menunda sebuah pekerjaan penting demi acara tinju di TV misalnya, adalah contoh ketidaktekunan. Cita-cita menjadi jago dunia pun tinggal ilusi.

Joe Girard memahami arti ketekunan ini. Dia melakoninya hingga tuntas. Kisahnya memelihara ribuan file pelanggan dan mengirimkan kepada masing-masing satu kartu khusus setiap bulan adalah salah satu contoh ketekunannya. Menurut Joe Girard, tidak ada pelanggannya yang berhenti membeli mobil darinya, kecuali mereka pindah dari Amerika atau meninggal dunia. Juga, kisah bagaimana ia menelepon pelanggan sehari penuh sampai malam, memenangkan penjualan yang sangat dibutuhkannya ada-lah contoh ketabahannya. Dan ketekunan dan ketabahannya membuahkan hasil.

4. Jago Dunia Selalu Berpikir Positif
Mental positif adalah sikap dasar dalam mendekati segala sesuatu dengan positif. Sikap positif berakar pada sejumlah keyakinan yang juga positif seperti: bekerja itu sehat; kejujuran adalah modal dasar; tanpa komitmen tiada sukses; apa pun yang terjadi selalu ada manfaatnya; kerjasama adalah kunci sukses; tahan menderita adalah sehat; hari esok tak sama dengan hari kemarin; selalu ada cara yang lebih baik dari cara sekarang; melayani berarti memimpin; memaafkan itu menyehatkan jiwa; dan 1001 keyakin-an positif lainnya.

Joe Girard digelari sebagai The Positive Thinker No. 1 oleh Norman Vincent Peale, pengarang buku laris sepanjang zaman The Power of Positive Thinking. Dan gelar ini memang betul. Jika kita membaca buku Joe Girard, maka semangat yang paling menonjol adalah pikiran positif. Ia bahkan mampu mentransformasikan residu pengalaman negatifnya dari masa lampau menjadi tenaga pendorong positif bagi hidupnya di masa kini. Misalnya gelar sebagai "anak tidak becus" yang diberikan ayahnya sambil memukuli dirinya ketika ia masih SD --yang membekaskan luka dalam di hatinya-- menjadi pemecut semangatnya untuk membuktikan sebaliknya. Tiap kali ada tendensi ia membelok dari cita-citanya, diingatkannya dirinya bahwa "anak tidak becus" akan menjadi kenyataan.

5. Jago Dunia Selalu Bersemangat dan Antusias
Barangsiapa pernah melihat Joe Girard berbicara, maka dia pasti setuju bahwa antusiasme superior adalah ciri khas tokoh kita ini. Ia berlari, melompat, dan berteriak di panggung seminar. Suaranya melengking, bergetar, atau membahana di mana perlu. Lain kali suaranya mengecil dan berbisik sambil menangis. Ia berbicara dengan hati dan emosinya. Baginya panggung seminar adalah panggung teater. Ia bukan tipe seminaris yang membaca makalah dengan kering dan membosankan.

Akan tetapi, di luar panggung pun, Joe Girard sungguh-sungguh antusias. Ia menyapa orang-orang dengan hangat dan bersemangat. Bila kita berbicara dengannya daya magnetik pribadinya sungguh-sungguh memikat dan memukau. Kita merasa disemangati, diisi baterainya dan dikuatkan. Tidak heran, calon-calon pembeli mobilnya begitu terpikat dan membeli mobilnya dengan senang. Bahkan dikisahkannya, seorang wartawan yang semula cuma berniat mewawancarainya, akhirnya membeli mobil usai acara karena the power of enthusiasm ini.

6. Jago Dunia Pandai Dalam Relasi Antarmanusia
Bisnis berarti hubungan dengan banyak orang. Semakin maju bisnis kita, semakin banyak kita harus berhubungan dengan orang lain. Konon BCA dengan tabungan TAHAPAN yang terkenal itu saja harus melayani sekitar 20 juta nasabah. Suatu jumlah yang lebih besar dari penduduk Malaysia. Berarti BCA harus membina hubungan dengan nasabah sebanyak itu. Dapat ditebak bahwa salah satu sukses BCA adalah kemampuan mereka menangani manusia. Sebaliknya dapat dipastikan, problem nomor satu pun adalah people relations juga.

Joe Girard menjual secara pribadi sekitar 1.500 mobil per tahun, berarti ia harus menjumpai lebih banyak lagi calon pembeli. Sesudah itu pelanggannya dipelihara melalui surat, telepon atau undangan khusus. Hasilnya 80% penjualannya adalah repeat order, yaitu penjualan berulang. Sulit dibayangkan bagaimana Joe Girard bisa sukses tanpa human relations yang canggih.

Dari percakapan dengan Joe Girard, mendengar ceramahnya, dan membaca bukunya, saya simpulkan bahwa prinsip utama human relations yang diterapkannya adalah "menyukai orang lain secara sungguh-sungguh." Dalam bahasa lain dia berkata: to love my customers honestly, genuinely, sincerely.

Motto Joe Girard: I Like You dengan logo apel merah, telah menjadi identitas pribadinya. Ia mengucapkannnya, menerapkannya, menghayatinya dan mengkristalkannya dalam bentuk lambang dan suvenir. Tak heran Tom Peters memujinya dalam In Search of Excellence sampai dua halaman. "Joe Girard seems to care genuinely," komentar Tom Peters mengakhiri analisisnya.

7. Jago Dunia Kreatif Otaknya
Menjadi jago dunia adalah dambaan banyak orang. Kita punya energi, semangat, antusiasme, keterampilan, dan percaya diri. Itu baik dan itu sangat perlu. Tetapi tanpa strategi dan taktik yang tepat semua itu kurang berguna. Fakultas yang membimbing kualitas-kualitas di atas menjadi jago dunia ialah kecerdasan.

Perpustakaan saya berisi lebih dari 3 lusin literatur kewiraniagaan, tetapi jarang buku-buku tersebut menawarkan ide dan konsep baru. Buku-buku Joe Girard (3 buah banyaknya) boleh dikatakan mengandung 85% konsep-konsep standar kewiraniagaan dan 15% ide-ide baru.

Nah, di sini cerdasnya Joe Girard yang tidak lulus SMP itu. Dua di antara ide-ide baru tersebut yang sangat orisinil adalah Hukum Girard 250 dan Sistem mailing 12 bulan.

Hukum Girard 250 berkata bahwa setiap wiraniaga mempunyai pelanggan alamiah sebanyak 250 orang. Menurut Girard, dari temuannya di kantor Dinas Pemakaman, rata-rata orang mati dilayat oleh 250 orang. Girard menafsirkan, terdapat 250 orang yang sangat dekat secara emosional dengan almarhum, sehingga sampai bersedia meluangkan waktu ke rumah duka dan ke pemakaman. Nah, fenomena alamiah ini, membuat Girard berpikir bahwa terdapat 250 orang juga yang karena kedekatan emosionalnya, bersedia "berkorban" untuk seorang wiraniaga, mulai dari diganggu telepon, didatangi, dijelasi brosur, dan akhirnya membeli.

Maka Girard menetapkan bahwa sebagai langkah awal, dia harus bisa mengumpulkan 250 orang prospek untuk dilayani, dipelihara, dan dijuali. Dengan modal pelanggan sebanyak 250 orang ini, ekspansi pelanggan selanjutnya menjadi mudah.

Sistem mailing 12 bulan adalah sistem pelayanan pelanggan dimana semua pelanggannya --tanpa kecuali-- pasti menerima 12 buah surat dalam setahun dari Joe Girard sendiri. Yang menarik adalah bahwa setiap bulan amplopnya berbeda baik warna maupun ukurannya. Bukan cuma itu, ucapannya pun berbeda. Mulai dari Selamat Tahun Baru (Januari), Selamat Hari Valentine (Februari), sampai Selamat Natal (Desember). Dan salah satunya tentu: Selamat Ulang Tahun dari Joe Girard. Konon surat bulanan Joe Girard selalu ditunggu-tunggu oleh puluhan ribu pelanggannya.

8. Jago Dunia Menjunjung Tinggi Kejujuran
Joe Girard menyediakan satu pasal penuh dalam bukunya untuk membahas aplikasi kejujuran dalam bisnis di bawah judul Honesty Is the Best Policy. Barangsiapa beranggapan kejujuran tidak berguna dalam bisnis, saya anjurkan membaca pasal ini.

Tesis Joe Girard adalah: kejujuran adalah landasan kepercayaan; kepercayaan adalah basis hubungan baik; dan hubungan baik adalah medium hubungan bisnis yang langgeng. "Jadi, jika ingin berbisnis dengan langgeng, jujurlah kepada para pelanggan. Mereka akan respek, percaya dan datang kembali," tegas Joe Girard.

Memang terasa absurd berusaha melayani pelanggan agar terjadi customer satisfaction, tetapi kemudian membohongi mereka. Ini ibarat menuang nila semangkok ke dalam belanga susu yang kita jual. Bukan laba yang kita peroleh melainkan mara.

9. Jago Dunia Jago Berkomunikasi
Temu muka dengan Joe Girard adalah pertemuan yang penuh semangat. Tidak ada kepasifan. Ia senantiasa aktif: bertanya, menyapa, memuji, mensugesti atau mendengar. Akibatnya kita ikut terbawa aktif. Ia tidak hanya menggunakan mulutnya tetapi juga tubuh, mata, tangan dan senyumnya. Pokoknya ia adalah seorang yang aktif-positif-dinamis dalam berkomunikasi.

Dalam proses komunikasi ini, ia menghilangkan jarak dan rasa takut antarmanusia. Sebaliknya tercipta suasana enak, segar dan menyenangkan yang membuat kita menerima dia, menyenangi dia, meyakini apa katanya, dan tentu akhirnya membeli mobilnya. Ia pandai sekali mengkomunikasikan isi hatinya dan isi kepalanya dengan positif, sehingga residu emosi negatif kita hilang digantikan dengan yang positif.

10. Jago Dunia Selalu Bersikap Konsisten
Semua orang setuju bahwa pelaku bisnis itu harus ramah, baik, melayani, menolong, memberi perhatian, menghormati dan berusaha memuaskan pelanggannya. Namun, kata Tom Peters, "Kebanyakan kita tidak sungguh-sungguh menerapkannya. Hanya mereka yang excellent --jago dunia-- yang menerapkannya secara sungguh-sungguh, tuntas, dan konsisten."

Joe Girard menerapkan kiatnya, ilmu dan falsafah bisnisnya dengan konsisten. Hasilnya adalah kemajuan dan pertumbuhan. Jika akhirnya ia terkenal ke seluruh dunia, kaya dan populer, hal itu merupakan buah yang wajar dari konsistensi perilakunya. Konsistensi adalah akar keberhasilan sejati.

Merenungkan kisah Joe Girard, kita dapat menarik sebuah kesimpulan: bahwa menjadi world-class achiever tidaklah mudah. Tanpa kemampuan dan keahlian, khususnya tanpa motivasi superior dan stamina ekstra, seseorang tidak mungkin menjadi achiever besar. Maka pertanyaan penting adalah, dari manakah sang achiever memperoleh motivasinya sehingga ia dapat bertahan dalam arena kompetitif itu?

Pasti tidak dari sekadar uang saja meskipun dunia para achiever berkelimpahan dengan uang. Lagipula sudah diketahui bahwa motivasi uang selalu berbentuk kurva lonceng (bell shaped curve), maksudnya uang memang memotivasi orang, tetapi sesudah uang tersebut diperoleh, tingkat motivasinya akan turun dan melandai; mendaki mencapai puncak kurva lonceng lalu menurun menuju dasar kurva.

Studi saya menyimpulkan bahwa motivasi ekstra seorang achiever ternyata selalu berasal dari ruang moral-spiritual. Dari ruang inilah dapat digali pelbagai macam motivasi super, seperti demi negara, demi bangsa, demi kekasih hati, demi keindahan, demi perdamaian, demi demokrasi, demi kemajuan peradaban, demi nama keluarga, demi pengembangan diri menuju puncak kesem-purnaan, dan sebagainya.

Intinya, motivasi agung ini berasalah dari sebuah falsafah yang ideal dan keyakinan kuat bahwa pencapaian itu adalah baik, benar, dan mulia. Motivasi super inilah yang mampu mendukung stamina jangka panjang, terbangkitkan oleh energi psiko-emosional, seperti kekuatan kekuatan cinta, kekuatan harapan, dan kekuatan impian.

Dalam dunia modern dimana kompetisi antarmanusia, antar-organisasi, dan antarbangsa telah menjadi norma, maka high achievement di segala bidang menjadi tiket masuk ke arena pertandingan. Tanpa itu kita cuma jadi penonton. Dan sebagai penonton, kita harus selalu membayar. Dan hebatnya, tidak ada calo yang menjual catutan. Artinya setiap orang harus mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan dirinya. Sejalan dengan itu, setiap perusahaan, setiap partai politik, setiap negara atau organisasi apa pun harus mengambil tanggung jawab serupa.

*) Jansen H Sinamo, Direktur Jansen Sinamo WorkEthos Training Center. Dapat dihubungi langsung di jansen@institutmahardika.com
*) http://www.purdiechandra.net

Read More......

Friday, June 6, 2008

Srigala Tua : Hidup adalah perbuatan !

Sebuah dongeng yang diceritakan oleh mistik Arab, Sa'di:

Seorang yang sedang melewati hutan melihat seekor serigala yang sudah lumpuh keempat kakinya. Ia ingin tahu bagaimana serigala itu dapat hidup terus. Lalu ia melihat seekor harimau datang dengan membakan kijang hasil buruannya. Harimau itu makan sepuasnya dan meninggalkan sisa bagi serigala.

Hari berikutnya Tuhan memberi makan serigala dengan perantaraan harimau yang sama. Orang itupun mulai mengagumi kebaikan Tuhan yang begitu besar dan berkata dalam hati: 'Aku juga akan menganggur di rumah saja dergan penuh kepercayaan kepada Tuhan, karena Ia akan mencukupi segala kebutuhanku. 'Ia melakukan niatnya berhari-hari lamanya, tetapi tak terjadi apa-apa. Ketika orang yang malang ini sudah hampir mati, terdengarlah Suara: Hai, engkau, orang yang sesat, bukalah matamu pada pada kebenaran! Ikutilah teladan harimau dan berhentilah meniru serigala yang lumpuh!

Di jalan aku melihat seorang gadis kecil menggigil kedinginan dalam pakaiannya yang tipis. Tiada harapan baginya untuk mendapatkan cukup makanan. Aku menjadi marah dan berkata kepada Tuhan: 'Mengapa hal ini Kaubiarkan? Mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu?'

Sementara waktu Tuhan tidak berkata apa-apa. Malamnya Ia menjawab dengan sangat tiba-tiba: 'Aku telah berbuat sesuatu. Aku menciptakan engkau.' Tangan di atas lebih baik dari tangan dibawah, let's help people.

Read More......