Friday, June 20, 2008

Pengembangan Diri

Sebelum terjun kedunia penjualan, seorang calon pengusaha atau penjual harus terlebih dahulu yakin, bahwa dirinya mampu untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang besar untuk dapat berkomunikasi dengan orang banyak dan sanggup mempengaruhi orang lain untuk membeli produknya melalui teknik-teknik pendekatan yang jitu.


Oleh karena itu, untuk bisa menjadi pengusaha atau
penjual, diperlukan kualitas atau nilai-nilai tertentu. Yang pertama
sekali adalah inisiatif. Ini mutlak diperlukan, karena kondisi
seorang pengusaha atau penjual berbeda dengan kondisi seorang
karyawan. Aktivitas seorang karyawan ditentukan, diarahkan dan
digerakkan oleh atasannya. Sehingga, bila suatu waktu yang
bersangkutan merasa malas, bingung atau tidak tahu apa yang harus
dilakukan, maka atasannya itulah yang akan memberikan pengarahan dan
dorongan untuk bekerja.

Pengusaha dilain pihak, adalah orang yang bebas. Tidak
ada siapa pun yang akan memerintahkannya bekerja, mengarahkan atau
membimbing. Jika ia tidak bergairah mengerjakan sesuatu dan memilih
bermalas-malas, tidak ada yang akan melarang. Namun risikonya, ia
mungkin akan kekurangan penghasilan atau bahkan tidak mendapatkannya
sama sekali. Oleh sebab itu, hanya inisiatiflah yang merupakan
andalan satu-satunya bagi para pengusaha dan penjual, agar mereka
bisa bekerja secara aktif mencari pelanggan dan mendapatkan order.
Inisiatif yang murni datang dari dalam diri sendiri berperan sebagai
atasan bagi mereka yang berwiraswasta. Aktif, dalam arti "jemput
bola", ditambah dengan inisiatif yang bersifat progresif, pada
akhirnya akan membentuk seseorang menjadi proaktif.

Yang kedua adalah kegigihan. Semua kesuksesan datang
sebagai hasil sebuah kegigihan. Charles Albert Poissant dalam
bukunya "How To Think Like A Millionaire" menandaskan bahwa hanya
kegigihanlah yang menjamin sebuah keberhasilan. Bukan bakat, karena
kenyataannya begitu banyak orang berbakat yang tidak bisa sukses.
Kejeniusan juga bukan faktor penjamin, karena orang jenius yang tidak
berhasil juga amat banyak. Begitupun pendidikan, fakta berbicara
bahwa dimana-mana terdapat orang berpendidikan yang hidupnya
terlantar. Keterampilan ? Sama saja. Sangat sedikit dari mereka
yang trampil bisa mencuat kepermukaan. Hanya kegigihan dan keuletan
yang tidak lain merupakan bagian dari leadership !

Sebagaimana telah disinggung berulang-ulang pada bab-bab
sebelumnya, orang yang gigih, ulet, proaktif, tidak akan jera hanya
karena sebuah kegagalan. Kegagalan hanyalah sebuah unsur yang lumrah
terdapat didalam sebuah proses panjang menuju keberhasilan. Setiap
orang yang ingin maju, harus melalui persyaratan mutlak ini, laluilah
serangkaian kegagalan terlebih dahulu, bangkit kembali dan maju
terus. Ingatlah selalu proses jatuh bangunnya seorang anak kecil
yang belajar berjalan, sebelum yang bersangkutan mampu berdiri dengan
baik, dan berlari-lari dengan cekatan. Ingat juga bagaimana usaha
seseorang yang ingin belajar mengendarai sepeda, dimana ia harus
mengalami kejatuhan berkali-kali, sebelum menjadi mahir.

Nilai ketiga adalah ketekunan. Sering terjadi bahwa
orang yang sebenarnya potensial untuk maju, akhirnya gagal mencapai
cita-cita, karena tidak menyadari bahwa ketekunan merupakan salah
satu syarat mutlak. Mengapa ? Karena, merintis usaha dan karir
dalam hidup ini, tidak ubahnya seperti pekerjaan seorang wanita
perajut yang ingin membuat tenunan kain panjang dari jalinan benang,
helai demi helai mempergunakan keterampilan tangan. Kalau ia tidak
memiliki ketekunan yang memadai, cepat bosan dan putus asa, maka
sampai kapan pun kain tenunannya tidak akan selesai. Begitu pun
dengan usaha. Pekerjaan hari demi hari, yang belum kelihatan sama
sekali hasilnya untuk waktu yang cukup lama, bukanlah berarti tidak
akan menghasilkan apa-apa dimasa depan.

Satu hari demi satu hari yang dilalui, merupakan sehelai
benang yang disusul dengan sehelai lainnya untuk membentuk sebuah
tenunan kain, yang baru kelihatan bentuknya nanti, setelah beberapa
lama waktu berjalan. Kesabaran yang tinggi disertai keyakinan kuat,
amat diperlukan. Jangan cepat jemu. Kejemuan akan segera
menyebabkan seseorang menghentikan pekerjaan yang sedang digeluti
untuk kemudian mengubah rencana beralih ke pekerjaan lainnya.
Sayangnya, semua perjalanan karir akan memberikan suka-duka yang
sama. Tidak ada kesuksesan yang datang hanya dalam waktu sekejap.
Orang yang tidak tekun, tidak sabar, akan segera mengalihkan rencana
kerjanya lagi dan lagi, begitu ia mendapat kenyataan bahwa suatu
usaha tidak mendatangkan kemajuan yang berarti setelah beberapa waktu
lamanya. Ia akan menganggap bahwa dirinya telah salah pilih.
Akibatnya, walau memang bekerja keras, ternyata ia tidak pernah
mencapai garis finish, karena selalu berputar-putar dari satu bidang
usaha kebidang lainnya.

No comments: