Wednesday, December 31, 2008

Alasan dan pertimbangan mengapa harus memulai bisnis online di tahun 2009

Beberapa hari lagi tahun 2009 akan tiba. Di tahun baru nanti, saya yakin Anda berharap semuanya lebih baik dari yang Anda alami sekarang. Bukan cuma yang berkaitan dengan keadaan keuangan keluarga, tapi bagaimana merasakan hidup yang lebih bahagia. Mampu membuat keluarga Anda selalu ceria setiap hari, mampu tersenyum gembira. Untuk mewujudkannya, kondisi ekonomi keluarga yang mantap tentu menjadi pondasinya.

Tapi tentu tidak mudah. Apalagi di saat ekonomi yang penuh masalah akibat ditimpa krisis ekonomi global seperti sekarang. Saat banyak perusahaan bangkrut, saat banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), saat kebutuhan hidup terus meningkat sedangkan penghasilan masih jalan di tempat.

Kalau itu yang Anda semua rasakan, INTERNET bisa menjadi jalan ampuh yang bisa mengubah hidup Anda. Memang internet bukan cara instan untuk kaya, tapi kalau Anda melakukannya dengan penuh kesungguhan, saya percaya hasilnya perlahan akan mendekati harapan Anda. Menjadi kaya memang butuh proses dan ada caranya. Seperti yang ditulis oleh Elsa Sakina yang menguraikan 7 rahasia orang kaya menurut Robert Allen.

Lalu, mungkin Anda bertanya kenapa harus mulai bisnis online tahun 2009? Silakan lanjutkan membaca untuk mendapatkan jawabannya.

Tahun 2009 adalah masa krusial bagi negeri kita, terutama di bidang politik. Ada pemilihan umum dan pemilihan presiden. Sedikit banyak kondisi politik akan mempengaruhi ekonomi. Kita semua tentu berharap hajatan politik itu berjalan lancar agar tidak memperburuk keadaan ekonomi yang belum stabil.

Tapi yang lebih penting lagi, yang pasti pengguna internet akan terus tumbuh. Statistik mencatat di seluruh dunia sekarang ada 1,5 milyar orang yang menggunakan internet. Jumlah tersebut 21,9 persen dari populasi dunia. Dan meningkat 305% dari tahun 2000-2008. Peluang emas ini sangat sayang kalau dilewatkan. Dengan tidak memulai bisnis online dari sekarang, Anda hanya akan menjadi konsumen saja. Tidak ikut berperan sebagai pemain dalam bisnis online yang semakin semarak.

Apa lagi alasannya?

1. Mudah dan murah
Semakin lama bisnis online semakin mudah dan murah untuk dilakukan. Berbagai keistimewaan ini memang bisa menjadi pedang bermata dua. Bila kita terlalu terbuai dengan kemudahan dan biayanya yang murah, bahayanya membuat kita tidak serius. Sebaliknya, jika sikap main-main itu bisa dihilangkan, bukan mustahil bisnis online Anda berhasil.
Mudah sekali membuat website sekarang. Tidak harus paham HTML atau PHP. Banyak pembuat website otomatis seperti Yahoo’s Site Builder. Di beberapa web hosting lainnya, biasanya juga dilengkapi fasilitas semacam ini.
Biayanya juga tidak sebesar memulai bisnis offline. Kalau bisnis offline bisa mencapai puluhan juta, bisnis online dengan uang ratusan ribu saja sudah bisa mulai. Biaya operasionalnya pun sangat rendah.
2. Banyak pilihan bisnis
Banyak pilihan bisnis online yang bisa Anda jalankan. Saya yakin bahkan pilihannya sebanyak bisnis offline. Yang disebut bisnis online bukan saja bisnis berjualan ebook. Sebut saja yang umum dipraktekkan seperti web hosting website, membuat blog, copywriting service, graphic design service. Di luar itu, misalnya toko online seperti tokomarwa.com. Yang lebih penting lagi, membuat website yang diurus dengan benar bisa memperkokoh dan menguatkan brand bisnis offline Anda.
3. Konsumen suka berbelanja online
Masyarakat mulai lebih suka belanja lewat online. Karena lebih mudah, lebih murah, dan lebih praktis. Itu sebabnya kenapa banyak penjualan di bisnis offline turun, bisnis online justru naik. Di Amerika Serikat (AS) yang menjadi awal terjadinya krisis ekonomi, penjualan lewat online justru naik. Menurut Departemen Perdagangan AS, penjualan retail online kuartal kedua 2008 naik 9,5 persen dibanding kuartal yang sama tahun 2007. Nilai transaksinya bernilai 34,6 milyar dollar AS.

Nah, itu tadi alasan dan pertimbangannya. Saya harap Anda tidak menunda lagi untuk memulai bisnis online. Pastikan membangun bisnis online masuk agenda anda di tahun 2009. Karena bisnis online akan terus tumbuh dan menjadi penggerak utama masa depan dunia.

Jadi, apa Anda masih punya alasan untuk tidak memulai bisnis online?

*www.siswonugroho.com

Read More......

Tuesday, December 30, 2008

Kondisi ekonomi bermasalah? Waktu tepat untuk mulai Bisnis

Kembali saya bahas mengenai kondisi ekonomi yang tidak kondusif saat ini. Beberapa kali saya kemukakan kalau dengan internet, kondisi ekonomi yang tidak bagus bukan masalah. Seperti yang bisa Anda baca di sini, di sini, dan di sini.

Sebetulnya bukan bisnis online saja yang sangat tepat waktunya untuk Anda mulai sekarang, tapi bisnis offline pun juga. Artinya, ketika krisis justru saat terbaik untuk mulai bisnis APAPUN!

Anda pasti tanya kenapa? Jawabannya bisa Anda dapatkan nanti.

Yang ingin saya kemukakan dulu kalau kondisi krisis itu sangat biasa dalam bisnis. Bila diperhatikan, kondisi ekonomi drop ini biasa terjadi 10-15 tahun sekali. Ini memang siklus ekonomi. Kalau sekarang krisis, pasti nanti situasinya akan membaik. Sebaliknya kalau sudah dalam kondisi puncak, pasti ada saatnya akan turun.

Nah, kalau Anda belum yakin kenapa harus mulai bisnis sekarang, saya punya beberapa alasan kuat untuk anjuran saya tadi. Alasannya simak di bawah ini ya.

Banyak keuntungan yang akan Anda dapatkan kalau mulai bisnis dari sekarang. Apa saja?

1. Pesaing sedikit. Kebanyakan orang akan lebih suka menunda mulai berbisnis saat kondisi ekonomi buruk. Tapi kalau Anda berani melakukannya, Anda akan yang pertama masuk pasar dibanding pebisnis yang takut mulai tadi. Dan berpeluang lebih besar untuk menguasai pasar. Saat bisnis sejenis sedang “tiarap”, Anda sedang dalam kondisi on fire untuk berbisnis. Saya yakin bisnis Anda lebih berpeluang untuk sukses.
2. Membangun pondasi bisnis lebih awal. Memang ketika pertumbuhan ekonomi melambat, artinya situasi pasar juga akan melambat. Prospek bisnis Anda untuk berkembang juga melambat. Tapi tidak usah khawatir, kondisi semacam ini bisa Anda gunakan untuk memantapkan pondasi bisnis Anda. Dan ketika situasi ekonomi membaik, bisnis Anda sudah siap langsung tancap gas.
3. Banyak pegawai berbakat nganggur. Dalam kondisi krisis, banyak karyawan di-PHK. Ini kesempatan Anda untuk merekrut pekerja-pekerja berbakat yang sedang menganggur itu. Saya yakin Anda tidak akan kesulitan untuk menemukannya. Dan upaya untuk merekrutnya akan lebih mudah. Tidak perlu biaya yang terlalu besar. Seperti yang terjadi di Microsoft. Saya dengar, Microsoft memberhentikan sejumlah karyawannya. Dan mereka langsung ditampung oleh perusahaan-perusahaan di China.
Anda masih mau menunda membangun bisnis sekarang? Saya harap tidak ya. Sekarang kesempatan terbaik bagi Anda untuk berbisnis. Seperti saya katakan tadi, ketika grafik kondisi ekonomi sedang di bawah, pasti nantinya akan naik lagi. Maka sekarang kesempatan terbaik Anda untuk mulai bisnis. Ya, saya ulangi: sekarang kesempatan terbaik untuk mulai bisnis!

Pesan saya:

Sambut dengan senyuman ketika kondisi krisis datang. Karena itu waktu terbaik bagi Anda untuk memulai bisnis.


Oke, jangan tunda lagi. Segera mulai bisnis Anda sekarang dan bersiaplah menjadi pemimpin pasar saat ekonomi membaik.

Salam hebad!

*www.siswonugroho.com

Read More......

Sunday, August 31, 2008

Pola Dasar Kewiraswastaan

Sosok kewiraswastaan yang ideal, menuntut nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin. Kaitannya dengan dunia politik, mungkin selaras dengan dambaan hadirnya Manusia Indonesia Seutuhnya. Maka, dapat dimengerti kalau dinyatakan bahwa ilmu kewiraswastaan adalah ilmu tentang penghidupan. Ilmu yang akan membukakan pengertian tentang bagaimana seyogyanya manusia meniti penghidupannya dan nilai-nilai apa yang diperlukan untuk dapat mencapai cita-cita hidup hakiki.

Manusia tidak ubahnya sebuah mobil. Mesinnya boleh seperkasa dan setangguh apapun, bodinya juga harus sekuat dan semulus mungkin. Tapi di atas itu semua, mobil harus mempunyai kemudi, dan kemudi itu harus baik, kuat serta mudah untuk dikendalikan. Bila tidak, makin kuat bodinya, makin hebat tenaga mesinnya, makin cepat juga ia akan menimbulkan celaka kepada siapa saja.

Begitupun manusia. Untuk membina manusia menjadi mahluk yang berguna, tidak cukup hanya memberikan kecerdasan, keterampilan atau kepiawaian teknis saja. Prioritas mendasar adalah dengan membangun sikap mental yang baik terlebih dahulu. Sebab, seperti pepatah mengatakan, ilmu tanpa sikap mental menghasilkan kezaliman, sedangkan sikap mental tanpa ilmu adalah kelemahan. Dua aspek ini harus hadir saling isi mengisi, karena jika terjadi absen pada salah satunya, maka akan berdampak buruk.

Struktur prioritas kewiraswastaan terdiri dari 4 (empat) lapisan. Lapisan terdalam merupakan inti (core), sedangkan 3 lapisan berikutnya merupakan pendukung yang ideal untuk mencapai kesempurnaan prestasi. Struktur ini berlaku universal, tidak hanya bagi mereka yang berkarir dijalur wiraswasta. Para pejabat, karyawan, buruh, kaum profesional dan siapa pun seyogyanya memiliki pola dasar ini.

Struktur nilai kewiraswastaan dimaksud terdiri dari elemen-elemen :

1). Sikap Mental (attitude).

2). Kepemimpinan/kepeloporan (leadership).

3). Ketatalaksanaan (management).

4). Ketrampilan (skill)..

Oleh Rusman Hakim

Read More......

Monday, July 28, 2008

DRES Workshop – Real Estate Basic

BELI PROPERTI TANPA DUIT dan DAPAT CASHBACK BUAT BISNIS

1. APA REAL ESTATE ITU

2. KENAPA HARUS BERINVESTASI DI REAL ESTATE

3. ASPEK LEGAL, ARSITEKTUR dan MARKETING

4. ASPEK FINANCIAL

5. MENGAJUKAN KREDIT YANG PASTI DISETUJUI BANK

6. BELI PROPERTI TANPA DUIT dan DAPAT CASHBACK BUAT BISNIS

7. PUNYA SAPI PERAH BERNAMA PROPERTI

8. SINERGI BISNIS dan PROPERTI

9. Bonus : KAYA RAYA ala ROBERT T. KIYOSAKI

10.Bonus : MENJADI REAL ESTATE DEVELOPER MODAL NOL



Fasilitator :
DIDIK EKO TJAHJONO

Praktisi Bisnis dan Professional sebagai REAL ESTATE DEVELOPER, ARCHITECT, CONTRACTOR & INVESTOR lebih dari 12 tahun.

Portofolio Investasi 2008 : 8 Perumahan, 1 Kompleks Ruko, 4 Futsal Sportainment Center, 2 Budget Hotel dan 2 Bookstore, sejak 2004 dalam waktu 4 tahun terakhir dari MODAL NOL.



Waktu dan Tempat :
[SURABAYA] 18-19 Oktober 2008 >>> Hotel Mercure

[BALI] 22-23 Oktober 2008 >>> Mercure Resort Sanur

[MAKASSAR] 25-26 Oktober 2008 >>> Royal Regency Hotel

[JAKARTA] 29-30 Oktober 2008 >>> Hotel Ibis Tamarin

[JOGJA] 1-2 November 2008 >>> Grand Mercure Hotel



Investasi hari ini :
Rp. 2,500.000,- per peserta

Paket Ekonomis 4 orang Rp. 10.000.000,- FREE peserta ke-5.
Special Price Mahasiswa = Rp. 2.000.000,- per peserta
Early Bird Discount : 10% OFF lunas H-30


Fasilitas :
1. Free Coaching 3 bulan
2. Free Class Evaluation Rendevouz
3. Free DRES Investor Software
4. Free DRES Web Membership
5. Free DRES Buletin Membership
(termasuk 2x Coffee Break, 1x Lunch, Modul Seminar, dan Sertifikat)


Garansi :
101 % PASTI BERHASIL
102 % PASTI PUNYA PROPERTI GRATIS
103 % MONEY BACK GUARANTEE
apabila setelah MENGIKUTI WORKSHOP ini dan anda SUDAH MEMPRAKTEKKAN materi yang diajarkan namun TETAP TIDAK BISA "BELI PROPERTI TANPA DUIT dan DAPAT CASHBACK BUAT BISNIS"


Informasi dan Pendaftaran :
arifrh_82@yahoo.com


Testimoni :
1. Debora Sirait – Karyawan - Jakarta

saya baru mendapatkan sebuah rumah kost di Depok, TANPA DUIT – TANPA DP & justru dapat CASHBACK 200 juta yang sekarang saya gunakan untuk mem-BUKA USAHA Kios Pulsa. Memang DAHSYAT.

2. Donny Tri Wahyu Prasetyo – Mahasiswa – Blitar

awalnya tidak punya penghasilan tapi dengan TRIK JITU yang diajarkan sekarang sudah BELI 2 RUMAH TANPA DUIT & DAPAT CASHBACK 120 juta, saya mengajukan lagi 2 KPR lebih besar yang akan saya jadikan APOTEK.

3. Sonny Dwi Nugraha – Pialang Saham – Surabaya
ilmunya sangat PRAKTIS dan POWERFUL, saya sekarang mempersiapkan deal property saya yang kedua.

4. Ronny – Pengusaha Fotokopi – Wates
saya telah bisa membuka toko fotokopi saya yang kedua dan segera memproses yang ketiga, dulu tidak terpikir kalau hanya berbisnis fotokopi saja bisa punya ruko seperti saat ini.

5. Zaitun – Pengusaha Bakso – Kediri
dapat CASHBACK 60 juta waktu beli rumah yang selanjutnya saya gunakan sebagai depot bakso sekarang produksi saya menjadi 50 Kg dan saya segera beli rumah kedua dan buka cabang.

6. Bambang – Petani – Pare
pada mulanya saya tidak percaya kalo property itu bisa dibeli tanpa uang, namun setelah saya bisa membeli ruko 2 unit baru saya percaya bahwa itu bukan hal yang mustahil.

7. Ida – Pemilik Salon – Bali
selesai ikut pelatihan DRES saya langsung ACTION & dapat BEST DEAL berupa rumah kost 21 kamar dengan CASHBACK 160 juta, 3 bulan kemudian sesuai ilmu Pak DIDIK saya FLIP dapat tambahan keuntungan 35 juta. Sekarang saya sedang menawar sebuah hotel 50 kamar seharga 5 M dengan cara yang sama.

Read More......

Friday, June 27, 2008

Sarjana Bermental Wirausaha.

PROBLEM menganggur bagi sarjana masih menjadi momok. Mereka akan berbondong-bondong untuk memburu kesempatan kerja ketika lowongan pekerjaan dibuka. Padahal, kesempatan kerja menjadi pegawai, baik di swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS), tentu sangat terbatas. Seringkali sangat tidak seimbang antara jumlah peminat dengan kapasitas daya tampung. Pengumuan penerimaan calon PNS tiap tahun selalu dibanjiri para pemburu kerja, terutama para sarjana.

Masalah selalu berulang; ketika akan kuliah sudah berhadapan dengan kompetisi meraih tiket kursi kuliah di perguruan tinggi (PT). Dengan berkesempatan mengenyam kuliah di PT yang diidamkan, akan lebih mudah memperoleh pekerjaan, tanpa bersusah payah berkompetisi. Tetapi saat atribut sarjana sudah didapat, ternyata mereka dibelit dengan persoalan lapangan kerja. Akhirnya sarjana hanya menjadi bagian dari antrean beban angkatan tenaga yang bertambah setiap tahunnya.

Menurut data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2006, jumlah pengangguran terbuka mencapai 11,104,693 orang. Pengangguran yang tidak lulus atau lulus sekolah dasar (SD) mencapai 3,524,884 orang. Lulusan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 2,860,006 orang; lulusan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 4,047,016 orang. Lulusan akademi/diploma sebanyak 297,185 orang, dan jumlah sarjana yang masih menganggur berjumlah 375,601 orang.

Menurut Koordinator Tim Peneliti Prospek Perekonomian Indonesia 2007 Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, M Tri Sambodo, angka pengangguran baru pada 2007 akan bertambah 1,6 juta orang, yang tentu di dalamnya termasuk lulusan PT.

Tingginya tingkat pengangguran yang dialami oleh para lulusan PT menandakan bahwa para sarjana masih menjadi problem dan penambah beban berat angkatan kerja. Problem itu hendaknya menjadi perhatian semua pihak, baik oleh PT maupun alumnus, dan semua pihak yang memiliki kepentingan bagi masa depan anak bangsa dalam rangka ikut mengatasi angka pengangguran, terutama pengangguran terdidik.

Para sarjana yang terjun ke masyarakat lebih memilih mencari pekerjaan dengan menjadi pegawai swasta atau negeri daripada bersusah payah membuat pekerjaan untuk dirinya sendiri.

Orientasi tak mau bersusah payah dan meraih kesuksesan secara instan telah menjangkiti angkatan kerja usia produktif. Dampak dari perkembangan dan kemajuan teknologi yang membuat manusia mudah untuk memperoleh kebutuhan, ternyata berdampak kepada rendahnya mental untuk berusaha dan bersusah payah ketika problem kehidupan mereka alami.

Karena itu, perlu ada satu kesadaran kolektif dalam upaya mengatasi problem ketenagakerjaan, terutama para sarjana sebagai tenaga kerja terdidik.

Karakter Wirausahawan

Salah satu upaya untuk mengatasi dan mencegah pengangguran bagi kalangan terdidik, terutama para sarjana, adalah perlu secara serius mempersiapkan generasi sarjana enterpreneur (wirausahawan).

Menurut Ir Ciputra, pendiri Universitas Ciputra, bangsa Indonesia perlu melakukan lompatan kuantum untuk menanggulangi masalah pengangguran dan kemiskinan dengan menerapkan pendidikan kewirausahaan.

Dengan demikian akan tercipta generasi sarjana pencipta kerja, bukan pencari kerja, sehingga potensi kekayaan alam yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk mencapai kemakmuran bangsa.

Pendidikan kewirausahaan bukan semata-mata untuk kepentingan dunia bisnis, melainkan setiap lapangan pekerjaan yang memiliki semangat, pola pikir, dan karakter enterpreneur akan membuat perbedaan, perubahan, dan pertumbuhan positif dalam profesi dan pekerjaan mereka di luar bidang dunia bisnis. Jiwa enterpreneur akan memiliki daya kreatif dan inovatif, mencari peluang dan berani mengambl risiko.

Pendidikan enterpreneur akan memberikan karakter para sarjana memiliki mental dan moral yang kuat, jiwa kemandirian, dan sikap ulet (tahan banting), pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, serta mampu mengahadapi persaingan global.

Dengan sikap kreatif, mandiri, ulet, dan didukung dengan karakter yang baik, maka para sarjana akan mampu mengatasi problem dirinya sendiri. Bahkan bisa memberikan kontribusi dalam ikut memecahkan problem kehidupan yang dihadapai oleh masyarakat.

Menurut Ciputra, dengan mengutip ahli sosiologi David McCelland (Kompas, 24/10), suatu negara bisa menjadi makmur bila memiliki sedikitnya dua persen enterpreneur dari jumlah penduduk tersebut. Dari data statistik, saat ini di Indonesia baru memiliki 0,18 % enterpreneur atau sekitar 400,000 dari penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 220 juta jiwa.

Dalam lingkup yang berbeda, Dr Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo, yang belum lama ini mempertahankan disertasinya tentang "Signifikansi Peran Manajemen Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah" di Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan memperoleh predikat cumlaude, menyatakan bahwa manajemen kewirausahaan sangat signifikan menentukan kinerja pemerintah daerah (Suara Merdeka, 28/10).

Dalam paradigma sistem kewirausahaan, pemerintah diajak untuk tidak mengutamakan sistem dan prosedur, tetapi lebih beroreintasi kepada kinerja dan hasil kerja dengan mengutamakan jiwa dan semangat enterpreneurship.

Seorang pemimpin daerah juga harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga prestasinya bisa dinikmati oleh masyarakat.

Agaknya, jiwa kewirausahaan sudah harus menjadi bagian dari desain utama (grand design) dalam kurikulum pendidikan di PT. Melihat timpangnya antara kesempatan kerja dengan jumlah angkatan kerja yang membengkak tiap tahun, perlu upaya serius dari dunia pendidikan, terutama PT, untuk ikut membekali para mahasiswanya dengan pendidikan kewirausahaan.

Jika para sarjana memiliki sikap dan mental kemandirian yang ditumbuhkan melalui pendidikan kewirausahaan, maka tidak canggung lagi setelah terjun di masyarakat. Seandarinya satu orang sarjana bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk satu orang saja, maka paling tidak problem pengangguran dapat berkurang dua orang.

Ribuan sarjana yang menciptakan lapangan pekerjaan masing-masing sebanyak satu orang, maka dua kali lipat dari ribuan tersebut, beban pengangguran akan teratasi.

Angkatan kerja dengan tingkat pendidikan sarjana seharusnya sudah tidak lagi menjadi problem ketenagakerjaan di Indonesia. Sebab, dengan tingkat pendidikan yang memadai seharusnya sarjana menjadi kontributor untuk memecahakan problem ketenagakerjaan. Paling tidak, para sarjana tidak semata-mata berorientasi untuk menjadi pegawai, terutama PNS, karena menjalani pekerjaan terhormat tidak hanya menjadi pegawai dan atau PNS.

Sumber : www.yukbisnis.com

Read More......

Friday, June 20, 2008

Bob Sadino

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.


Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.

Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.

Sumber : http://yukbisnis.com

Read More......

Pengembangan Diri

Sebelum terjun kedunia penjualan, seorang calon pengusaha atau penjual harus terlebih dahulu yakin, bahwa dirinya mampu untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang besar untuk dapat berkomunikasi dengan orang banyak dan sanggup mempengaruhi orang lain untuk membeli produknya melalui teknik-teknik pendekatan yang jitu.


Oleh karena itu, untuk bisa menjadi pengusaha atau
penjual, diperlukan kualitas atau nilai-nilai tertentu. Yang pertama
sekali adalah inisiatif. Ini mutlak diperlukan, karena kondisi
seorang pengusaha atau penjual berbeda dengan kondisi seorang
karyawan. Aktivitas seorang karyawan ditentukan, diarahkan dan
digerakkan oleh atasannya. Sehingga, bila suatu waktu yang
bersangkutan merasa malas, bingung atau tidak tahu apa yang harus
dilakukan, maka atasannya itulah yang akan memberikan pengarahan dan
dorongan untuk bekerja.

Pengusaha dilain pihak, adalah orang yang bebas. Tidak
ada siapa pun yang akan memerintahkannya bekerja, mengarahkan atau
membimbing. Jika ia tidak bergairah mengerjakan sesuatu dan memilih
bermalas-malas, tidak ada yang akan melarang. Namun risikonya, ia
mungkin akan kekurangan penghasilan atau bahkan tidak mendapatkannya
sama sekali. Oleh sebab itu, hanya inisiatiflah yang merupakan
andalan satu-satunya bagi para pengusaha dan penjual, agar mereka
bisa bekerja secara aktif mencari pelanggan dan mendapatkan order.
Inisiatif yang murni datang dari dalam diri sendiri berperan sebagai
atasan bagi mereka yang berwiraswasta. Aktif, dalam arti "jemput
bola", ditambah dengan inisiatif yang bersifat progresif, pada
akhirnya akan membentuk seseorang menjadi proaktif.

Yang kedua adalah kegigihan. Semua kesuksesan datang
sebagai hasil sebuah kegigihan. Charles Albert Poissant dalam
bukunya "How To Think Like A Millionaire" menandaskan bahwa hanya
kegigihanlah yang menjamin sebuah keberhasilan. Bukan bakat, karena
kenyataannya begitu banyak orang berbakat yang tidak bisa sukses.
Kejeniusan juga bukan faktor penjamin, karena orang jenius yang tidak
berhasil juga amat banyak. Begitupun pendidikan, fakta berbicara
bahwa dimana-mana terdapat orang berpendidikan yang hidupnya
terlantar. Keterampilan ? Sama saja. Sangat sedikit dari mereka
yang trampil bisa mencuat kepermukaan. Hanya kegigihan dan keuletan
yang tidak lain merupakan bagian dari leadership !

Sebagaimana telah disinggung berulang-ulang pada bab-bab
sebelumnya, orang yang gigih, ulet, proaktif, tidak akan jera hanya
karena sebuah kegagalan. Kegagalan hanyalah sebuah unsur yang lumrah
terdapat didalam sebuah proses panjang menuju keberhasilan. Setiap
orang yang ingin maju, harus melalui persyaratan mutlak ini, laluilah
serangkaian kegagalan terlebih dahulu, bangkit kembali dan maju
terus. Ingatlah selalu proses jatuh bangunnya seorang anak kecil
yang belajar berjalan, sebelum yang bersangkutan mampu berdiri dengan
baik, dan berlari-lari dengan cekatan. Ingat juga bagaimana usaha
seseorang yang ingin belajar mengendarai sepeda, dimana ia harus
mengalami kejatuhan berkali-kali, sebelum menjadi mahir.

Nilai ketiga adalah ketekunan. Sering terjadi bahwa
orang yang sebenarnya potensial untuk maju, akhirnya gagal mencapai
cita-cita, karena tidak menyadari bahwa ketekunan merupakan salah
satu syarat mutlak. Mengapa ? Karena, merintis usaha dan karir
dalam hidup ini, tidak ubahnya seperti pekerjaan seorang wanita
perajut yang ingin membuat tenunan kain panjang dari jalinan benang,
helai demi helai mempergunakan keterampilan tangan. Kalau ia tidak
memiliki ketekunan yang memadai, cepat bosan dan putus asa, maka
sampai kapan pun kain tenunannya tidak akan selesai. Begitu pun
dengan usaha. Pekerjaan hari demi hari, yang belum kelihatan sama
sekali hasilnya untuk waktu yang cukup lama, bukanlah berarti tidak
akan menghasilkan apa-apa dimasa depan.

Satu hari demi satu hari yang dilalui, merupakan sehelai
benang yang disusul dengan sehelai lainnya untuk membentuk sebuah
tenunan kain, yang baru kelihatan bentuknya nanti, setelah beberapa
lama waktu berjalan. Kesabaran yang tinggi disertai keyakinan kuat,
amat diperlukan. Jangan cepat jemu. Kejemuan akan segera
menyebabkan seseorang menghentikan pekerjaan yang sedang digeluti
untuk kemudian mengubah rencana beralih ke pekerjaan lainnya.
Sayangnya, semua perjalanan karir akan memberikan suka-duka yang
sama. Tidak ada kesuksesan yang datang hanya dalam waktu sekejap.
Orang yang tidak tekun, tidak sabar, akan segera mengalihkan rencana
kerjanya lagi dan lagi, begitu ia mendapat kenyataan bahwa suatu
usaha tidak mendatangkan kemajuan yang berarti setelah beberapa waktu
lamanya. Ia akan menganggap bahwa dirinya telah salah pilih.
Akibatnya, walau memang bekerja keras, ternyata ia tidak pernah
mencapai garis finish, karena selalu berputar-putar dari satu bidang
usaha kebidang lainnya.

Read More......

Wednesday, June 18, 2008

Selembar Cek

Di sebuah keluarga, tinggallah seorang ayah dengan putra tunggalnya yang sebentar lagi lulus dari perguruan tinggi. Sang ibu beberapa tahun yang lalu telah meninggal dunia. Mereka berdua memiliki kesamaan minat yakni mengikuti perkembangan produk otomotif.

Suatu hari, saat pameran otomotif berlangsung, mereka berdua pun kesana. Melihat sambil berandai-andai. Seandainya tabungan si ayah mencukupi, kira-kira mobil apa yang sesuai budget yang akan di beli. Sambil bersenda gurau, sepertinya sungguh-sungguh akan membeli mobil impian mereka.

Menjelang hari wisuda, diam-diam si anak menyimpan harapan dalam hati,
"Mudah-mudahan ayah membelikan aku mobil, sebagai hadiah kelulusanku.
Setelah lulus, aku pasti akan memasuki dunia kerja. Dan alangkah
hebatnya bila saat mulai bekerja nanti aku bisa berkendara ke kantor
dengan mobil baru," harapnya dengan senang. Membayangkan dirinya memakai
baju rapi berdasi, mengendarai mobil ke kantor.

Saat hari wisuda tiba, ayahnya memberi hadiah bingkisan yang segera
dibukanya dengan harap-harap cemas. Ternyata isinya adalah sebuah kitab
suci di bingkai kotak kayu berukir indah. Walaupun mengucap terima kasih
tetapi hatinya sungguh kecewa. "Bukannya aku tidak menghargai hadiah
dari ayah, tetapi alangkah senangnya bila isi kotak itu adalah kunci
mobil," ucapnya dalam hati sambil menaruh kitab suci kembali ke
kotaknya.

Waktu berlalu dengan cepat, si anak diterima kerja di kota besar. Si
ayah pun sendiri dalam kesepian. Karena usia tua dan sakit-sakitan, tak
lama si ayah meninggal dunia tanpa sempat meninggalkan pesan kepada
putranya.

Setelah masa berkabung selesai, saat sedang membereskan barang-barang,
mata si anak terpaku melihat kotak kayu hadiah wisudanya yang tergeletak
berdebu di pojok lemari. Dia teringat itu hadiah ayahnya saat wisuda
yang diabaikannya. Perlahan dibersihkannya kotak penutup, dan untuk
pertama kalinya kitab suci hadiah pemberian si ayah dibacanya.

Saat membaca, tiba-tiba sehelai kertas terjatuh dari selipan kitab suci.
Alangkah terkejutnya dia. Ternyata isinya selembar cek dengan nominal
sebesar harga mobil yang diinginkan dan tertera tanggalnya persis pada
hari wisudanya.

Sambil berlinang airmata, dia pun tersadar. Terjawab sudah, kenapa mobil
kesayangan ayahnya dijual. Ternyata untuk menggenapi harga mobil yang
hendak dihadiahkan kepadanya di hari wisuda. Segera ia pun bersimpuh
dengan memanjatkan doa, "Ayah maafkan anakmu yang tidak menghargai
hadiahmu .... Walau terlambat, hadiah Ayah telah kuterima.... .. Terima
kasih Ayah.. Semoga Ayah berbahagia di sisiNYA, amin".

Tidak jarang para orang tua memberi perhatian dengan alasan dan caranya
masing-masing. Tetapi dalam kenyataan hidup, karena kemudaan usia anak
dan emosi yang belum dewasa, seringkali terjadi kesalahfahaman pada anak
dalam menerjemahkan perhatian orang tua.

Jangan cepat menghakimi sekiranya harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Sebaliknya tidak menjadikan kita manja hingga selalu menuntut
permintaan.

Mari belajar menjadi anak yang pandai menghargai setiap perhatian orang
tua.

Sumber: Selembar Cek oleh Andrie Wongso

Read More......

Monday, June 16, 2008

Kekuatan Sedekah

Dengan langkah gontai dan lemas, Mulayadi keluar dari sebuah bank yang terletak di Jalan Dipenogoro Jakarta Pusat, Jumat sore di bulan September 2006. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Pihak bank memintanya untik kooperatif, karena Senin atau Selasa, kantor pelelangan akan menyita seluruh asetnya.

"Jumat itu, saya diminta pihak bank untuk segera kooperatif karena hari Senin atau Selasa akan datang dari kantor pelelangan untuk menyita asset saya. Kantor Pelelangan tersebut akan mencoba menyelesaikan masalah saya dengan konsep dilelang." tutur Mulyadi.

Selai bekerja disuatu perusahaan, ia juga membuka usaha sendiri. Posisi terakhir yang dijabatnya adalah Direktur Utama PT Zebra Nusantara, Tbk, perusahaan transportasi terbesar di Surabaya. "Dari kesulitan-kesulitan makro berimbas kepada kesulitan micro, termasuk perusahaan yang saya kelola. Akumulasi kesulitan ini berakibat terancamnya asset-asset yang saya miliki," ujarnya. Nilai asset itu hampir 2 Milyar dan akumulasi hutang hampir 3 Milyar.

Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, pria yang pernah menjabat Direktur Utama PT Steady Safe Tbk, menggunakan kendaraan umum untuk mengantarkannya ke tempat tujuan. Jujur saja, selama ini Mulyadi kemanapun selalu menggunakan sopir. "Akhirnya saya naik Busway, karena itu kendaraan yang saya lihat berlalu lalang. Pertama kali saya naik bis ya itu dari depan Hotel Mandarin menuju Al Azhar. Saya sholat Maghrib disitu dan saya liat & dengar dari publikasi pengurus masjid akan adanya tausiyah di Masjid tsb.

Iapun beriktikaf di Masjid Agung Al Azhar hingga waktu Isya tiba. Setelah shalat Isya berjamaah Mulyadi mengikuti pengajian yang malam itu menampilkan da'i muda Ustadz Yusuf Mansur sebagai penceramah. "Saya terkejut, ketika dalam tausiyah mengatakan, mungkin diantara jamaah yang hadir disini adalah orang yang tidak sama sekali berniat untuk datang ke Al Azhar bahkan mendengar tausiyah dari saya. Tapi, jamaah tersebut saat ini sedang dilanda kesulitan yang luar biasa", ungkap Mulyadi menirukan.

Intinya sang Ustadz mengatakan bagaimana cara mengatasi kesulitan dan mengharapkan pertolongan Allah. Caranya adalah dengan bersedekah, dan lebih utama adalah benda yang paling dicintainya. Tanpa pikir panjang, Mulyadi pun meng-ikhlaskan jam tangan merk Bulgari yang melingkar di tangannya seharga $3000 USD untuk disedekahkan. "Waktu itu, yang paling berharga hanya jam tangan karena di dompet hanya ada uang Rp 110.000. ATM saldonya sudah sangan minim, Kartu Kredit sudah over limit. Waktu itu saya pikir kalau saya sedekahkan Rp 100.000 uang saya tinggal Rp 10.000". Sejenak ada rasa berat . Jam tangan itu memang tipe jam yang diidam-idamkannya sejak dulu. Namun ia segera menepis. Saat di lelang, jam tangan itu dibeli seorang jamaah Masjid Rp 200.000. Ia merasa enteng sepulang dari Masjid. Ia mengaku di puncak kepasrahan tertinggi selama hidupnya. Ia siap untuk menerima keputusan apapun, termasuk hilangnya semua asset yang dimilikinya.

Tak lama kemudian, teleponnya berdering. Jauh sebelum krisis melanda dirinya, ia pernah mengajukan sebuah proposal proyek kepada sebuah lembaga. Suara telepon diseberag sana menanyakan proposalnya dulu, apakah berniat untuk meneruskan atau tidak. "Allah menggerakkan hatinya untuk meng-akomodasi proposal saya", kisahnya penuh suka cita. Senin, hanya berselang dua hari setelah mensedekahkan Jam Bulgarinya, Mulyai diminta datang ke kantor rekannya bersamaan dengan rencana eksekusi lelang. Mereka sepakat untuk kerja sama.

Tak sampai seminggu, ia sudah meneken surat perjanjian kerjasama. Uang muka honorarium segera dikirim ke rekening, begitu kata mereka. Dihari batas terakhir ia harus melunasi hutangnya, ia pergi ke bank. "Subhanallah, sudah ada sejumlah uang yang sangat-sangat cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban saya", ia berkisah dengan mata berbinar. Ia tak akan pernah melupakan kisah itu. "Inilah pengalaman batin yang paling berkesan sepanjang hidup saya. Apa yang kita sangka, tak selalu seperti itu yang Allah kehendaki."

Ia pun teringat, boleh jadi keajaiban itu datang karena sebelumnya ia berikhtiar, ber doa tanpa putus, ibadah puasa, Senin-Kamis, Sholat Dhuha setiap hari, itikap di Masjid dan selalu mendoakan orang tua. Mulyadi bersykur Allah memberinya kesulitan hidup, karena itu adalah momentum untuk melihat keperkasaan Allah. Allah meng-intervensi kehidupan manusia selama manusia berada di jalan Allah dan men-ikhtiarkan sesuatu yang benar-benar mengharapkan ridha Allah. Total tidak berkehendak atau tidak tergantung selain Allah. "Jika kita bersedekah, ternyata itu yang mengundang intervensi Allah lebih cepat lagi".

*) Sumber Harian Republika dalam Dialog Jum'at
**) http://www.purdiechandra.net

Read More......

Monday, June 9, 2008

JOE GIRARD Salesman Jagoan

Jika Muhammad Ali adalah jago tinju sedunia siapakah jago jual sedunia? Kecuali Anda pernah bekerja di bidang penjualan mobil, saya tidak yakin Anda mengenalnya. Dia adalah Joe Girard, world-class achiever di bidangnya. Dan saya ingin memperkenalkan kepada Anda sang legendaris ini. Nama Joe Girard kini tercatat abadi sebagai World's Greatest Salesman menurut The Guinness Book of World Records. Latar belakangnya yang miskin penuh derita membuat suksesnya lebih bercahaya. Ia adalah pahlawan wiraniaga terbesar yang bisa disejajarkan dengan Rudy Hartono di bulu-tangkis, Karpov di catur, atau Pele di sepakbola.

Joe Girard, yang tinggal di Detroit ini, selama 12 tahun berturut-turut berhasil menjual puluhan ribu mobil --sendirian-- dengan rata-rata penjualan 6 kendaraan per hari. Penjualan ini ekivalen dengan kinerja sebuah dealer mobil berukuran top di Indonesia dengan dukungan karyawan 30-an orang.

Bulan Oktober 1992 dia datang ke Indonesia dan memukau ratusan pendengarnya, yang membayar US$ 250.00 per orang, dalam seminar setengah hari di Jakarta Hilton. Di sana ia menceritakan kiat-kiatnya menjadi jago dunia.

Berikut adalah analisis saya tentang profil keberhasilan spektakuler Joe Girard yang saya dengar dari ceramah itu, dan dilengkapi oleh informasi dari beberapa buku tulisannya. Sekaligus saya ingin mencoba mendeskripsikan profil seorang jago dunia secara umum.

1. Jago Dunia Memiliki Tekad Baja
Barangkali karakter Joe Girard yang paling menonjol adalah niat dan tekadnya yang sangat kuat untuk berhasil. Anda dapat menerjemahkan niat dan tekad ini sebagai ambisi suci, keinginan mulia, atau kerinduan agung. Apa pun namanya, niat besar ini telah memberinya semacam tenaga batin (inner power) yang luar biasa untuk meretas belenggu-belenggu kegagalan dan keterbatasan, serta meraih sukses dalam karirnya.

Untuk berhasil, apalagi sampai tingkat dunia seperti Joe Girard, sejumlah hambatan dan rintangan seperti kemalasan, ketakutan, godaan, keterbatasan pengetahuan, keterbatasan relasi, kurang fa-silitas, kurang modal dan 1001 kekurangan lainnya harus diatasi.

Joe Girard sendiri tidak lulus SMP, dibesarkan di daerah kumuh oleh seorang ayah mafia kelas teri, berkali-kali ditangkap polisi karena mencuri dan kriminal lainnya. Latar belakangnya sungguh muram. Tetapi tekadnya untuk berhasil lebih kuat daripada kelemahan yang membelenggu dirinya. Hal itu pula yang memampukannya mengatasi kelaparan, kehausan, kelelahan, tekanan, ejekan, pelecehan, salah pengertian, bahkan tantangan dan ancaman.

2. Jago Dunia Digerakkan Oleh Visi
Joe Girard sangat fasih menuturkan apa yang dikehendakinya, seolah-olah impiannya tersebut sudah ada, sudah terlihat, sudah nyata. Kemampuannya menyentuh ikhwal imajiner ini bahkan sudah sampai ke tahap emosional, artinya emosinya sudah mampu merangsang kehendaknya atas hasil masa depan yang dirindukannya. Inilah yang secara praktis saya sebut dengan visi atau sasaran agung, yakni kemampuan melihat dan merasakan sesuatu pada ruang masa depan.

Apa manfaat praktis dari sebuah visi? Manfaat terbesar adalah menyediakan arah, tuntunan, dan gairah hidup bagi sang visioner. Dengan demikian, upaya dan kegiatannya menjadi efektif dan sekaligus juga efisien. Di pihak lain, orang yang tidak punya visi gampang teralihkan dan kemudian terombang-ambingkan. Ia tidak tahu apa yang dikehendakinya. Kadang, meskipun tahu, tetapi tidak sejelas kristal, dengan akibat tidak punya daya, powerless.

3. Jago Dunia Tekun dan Tabah
Ketekunan dan ketabahan adalah kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan sampai tuntas, selesai dan berhasil, apa pun halangannya. Lawan sifat ini adalah gampang menunda. Orang yang tidak tekun mudah menyerah pada godaan sesaat --menyimpang dari rel visi-- yang umumnya dapat digolongkan pada tiga kategori: nafsu mata, nafsu perut, dan nafsu libido.

Meskipun pemenuhan nafsu-nafsu di atas tidak salah, bahkan esensial bagi eksistensi kehidupan kita, tetapi pemenuhan berlebihan (indulgency) tidaklah menyehatkan pada tingkat psikologis. Pada taraf tertentu, nafsu-nafsu itu perlu didisiplinkan dan ditahan. Secara umum inilah tujuan paling praktis dari tradisi ber-puasa, berpantang, bertarak, atau mutih.

Bertekun mengerjakan sesuatu memerlukan pengorbanan, dalam bentuknya yang khusus, menolak pemenuhan ketiga nafsu di atas untuk sementara, sampai tugas itu tuntas selesai. Menunda sebuah pekerjaan penting demi acara tinju di TV misalnya, adalah contoh ketidaktekunan. Cita-cita menjadi jago dunia pun tinggal ilusi.

Joe Girard memahami arti ketekunan ini. Dia melakoninya hingga tuntas. Kisahnya memelihara ribuan file pelanggan dan mengirimkan kepada masing-masing satu kartu khusus setiap bulan adalah salah satu contoh ketekunannya. Menurut Joe Girard, tidak ada pelanggannya yang berhenti membeli mobil darinya, kecuali mereka pindah dari Amerika atau meninggal dunia. Juga, kisah bagaimana ia menelepon pelanggan sehari penuh sampai malam, memenangkan penjualan yang sangat dibutuhkannya ada-lah contoh ketabahannya. Dan ketekunan dan ketabahannya membuahkan hasil.

4. Jago Dunia Selalu Berpikir Positif
Mental positif adalah sikap dasar dalam mendekati segala sesuatu dengan positif. Sikap positif berakar pada sejumlah keyakinan yang juga positif seperti: bekerja itu sehat; kejujuran adalah modal dasar; tanpa komitmen tiada sukses; apa pun yang terjadi selalu ada manfaatnya; kerjasama adalah kunci sukses; tahan menderita adalah sehat; hari esok tak sama dengan hari kemarin; selalu ada cara yang lebih baik dari cara sekarang; melayani berarti memimpin; memaafkan itu menyehatkan jiwa; dan 1001 keyakin-an positif lainnya.

Joe Girard digelari sebagai The Positive Thinker No. 1 oleh Norman Vincent Peale, pengarang buku laris sepanjang zaman The Power of Positive Thinking. Dan gelar ini memang betul. Jika kita membaca buku Joe Girard, maka semangat yang paling menonjol adalah pikiran positif. Ia bahkan mampu mentransformasikan residu pengalaman negatifnya dari masa lampau menjadi tenaga pendorong positif bagi hidupnya di masa kini. Misalnya gelar sebagai "anak tidak becus" yang diberikan ayahnya sambil memukuli dirinya ketika ia masih SD --yang membekaskan luka dalam di hatinya-- menjadi pemecut semangatnya untuk membuktikan sebaliknya. Tiap kali ada tendensi ia membelok dari cita-citanya, diingatkannya dirinya bahwa "anak tidak becus" akan menjadi kenyataan.

5. Jago Dunia Selalu Bersemangat dan Antusias
Barangsiapa pernah melihat Joe Girard berbicara, maka dia pasti setuju bahwa antusiasme superior adalah ciri khas tokoh kita ini. Ia berlari, melompat, dan berteriak di panggung seminar. Suaranya melengking, bergetar, atau membahana di mana perlu. Lain kali suaranya mengecil dan berbisik sambil menangis. Ia berbicara dengan hati dan emosinya. Baginya panggung seminar adalah panggung teater. Ia bukan tipe seminaris yang membaca makalah dengan kering dan membosankan.

Akan tetapi, di luar panggung pun, Joe Girard sungguh-sungguh antusias. Ia menyapa orang-orang dengan hangat dan bersemangat. Bila kita berbicara dengannya daya magnetik pribadinya sungguh-sungguh memikat dan memukau. Kita merasa disemangati, diisi baterainya dan dikuatkan. Tidak heran, calon-calon pembeli mobilnya begitu terpikat dan membeli mobilnya dengan senang. Bahkan dikisahkannya, seorang wartawan yang semula cuma berniat mewawancarainya, akhirnya membeli mobil usai acara karena the power of enthusiasm ini.

6. Jago Dunia Pandai Dalam Relasi Antarmanusia
Bisnis berarti hubungan dengan banyak orang. Semakin maju bisnis kita, semakin banyak kita harus berhubungan dengan orang lain. Konon BCA dengan tabungan TAHAPAN yang terkenal itu saja harus melayani sekitar 20 juta nasabah. Suatu jumlah yang lebih besar dari penduduk Malaysia. Berarti BCA harus membina hubungan dengan nasabah sebanyak itu. Dapat ditebak bahwa salah satu sukses BCA adalah kemampuan mereka menangani manusia. Sebaliknya dapat dipastikan, problem nomor satu pun adalah people relations juga.

Joe Girard menjual secara pribadi sekitar 1.500 mobil per tahun, berarti ia harus menjumpai lebih banyak lagi calon pembeli. Sesudah itu pelanggannya dipelihara melalui surat, telepon atau undangan khusus. Hasilnya 80% penjualannya adalah repeat order, yaitu penjualan berulang. Sulit dibayangkan bagaimana Joe Girard bisa sukses tanpa human relations yang canggih.

Dari percakapan dengan Joe Girard, mendengar ceramahnya, dan membaca bukunya, saya simpulkan bahwa prinsip utama human relations yang diterapkannya adalah "menyukai orang lain secara sungguh-sungguh." Dalam bahasa lain dia berkata: to love my customers honestly, genuinely, sincerely.

Motto Joe Girard: I Like You dengan logo apel merah, telah menjadi identitas pribadinya. Ia mengucapkannnya, menerapkannya, menghayatinya dan mengkristalkannya dalam bentuk lambang dan suvenir. Tak heran Tom Peters memujinya dalam In Search of Excellence sampai dua halaman. "Joe Girard seems to care genuinely," komentar Tom Peters mengakhiri analisisnya.

7. Jago Dunia Kreatif Otaknya
Menjadi jago dunia adalah dambaan banyak orang. Kita punya energi, semangat, antusiasme, keterampilan, dan percaya diri. Itu baik dan itu sangat perlu. Tetapi tanpa strategi dan taktik yang tepat semua itu kurang berguna. Fakultas yang membimbing kualitas-kualitas di atas menjadi jago dunia ialah kecerdasan.

Perpustakaan saya berisi lebih dari 3 lusin literatur kewiraniagaan, tetapi jarang buku-buku tersebut menawarkan ide dan konsep baru. Buku-buku Joe Girard (3 buah banyaknya) boleh dikatakan mengandung 85% konsep-konsep standar kewiraniagaan dan 15% ide-ide baru.

Nah, di sini cerdasnya Joe Girard yang tidak lulus SMP itu. Dua di antara ide-ide baru tersebut yang sangat orisinil adalah Hukum Girard 250 dan Sistem mailing 12 bulan.

Hukum Girard 250 berkata bahwa setiap wiraniaga mempunyai pelanggan alamiah sebanyak 250 orang. Menurut Girard, dari temuannya di kantor Dinas Pemakaman, rata-rata orang mati dilayat oleh 250 orang. Girard menafsirkan, terdapat 250 orang yang sangat dekat secara emosional dengan almarhum, sehingga sampai bersedia meluangkan waktu ke rumah duka dan ke pemakaman. Nah, fenomena alamiah ini, membuat Girard berpikir bahwa terdapat 250 orang juga yang karena kedekatan emosionalnya, bersedia "berkorban" untuk seorang wiraniaga, mulai dari diganggu telepon, didatangi, dijelasi brosur, dan akhirnya membeli.

Maka Girard menetapkan bahwa sebagai langkah awal, dia harus bisa mengumpulkan 250 orang prospek untuk dilayani, dipelihara, dan dijuali. Dengan modal pelanggan sebanyak 250 orang ini, ekspansi pelanggan selanjutnya menjadi mudah.

Sistem mailing 12 bulan adalah sistem pelayanan pelanggan dimana semua pelanggannya --tanpa kecuali-- pasti menerima 12 buah surat dalam setahun dari Joe Girard sendiri. Yang menarik adalah bahwa setiap bulan amplopnya berbeda baik warna maupun ukurannya. Bukan cuma itu, ucapannya pun berbeda. Mulai dari Selamat Tahun Baru (Januari), Selamat Hari Valentine (Februari), sampai Selamat Natal (Desember). Dan salah satunya tentu: Selamat Ulang Tahun dari Joe Girard. Konon surat bulanan Joe Girard selalu ditunggu-tunggu oleh puluhan ribu pelanggannya.

8. Jago Dunia Menjunjung Tinggi Kejujuran
Joe Girard menyediakan satu pasal penuh dalam bukunya untuk membahas aplikasi kejujuran dalam bisnis di bawah judul Honesty Is the Best Policy. Barangsiapa beranggapan kejujuran tidak berguna dalam bisnis, saya anjurkan membaca pasal ini.

Tesis Joe Girard adalah: kejujuran adalah landasan kepercayaan; kepercayaan adalah basis hubungan baik; dan hubungan baik adalah medium hubungan bisnis yang langgeng. "Jadi, jika ingin berbisnis dengan langgeng, jujurlah kepada para pelanggan. Mereka akan respek, percaya dan datang kembali," tegas Joe Girard.

Memang terasa absurd berusaha melayani pelanggan agar terjadi customer satisfaction, tetapi kemudian membohongi mereka. Ini ibarat menuang nila semangkok ke dalam belanga susu yang kita jual. Bukan laba yang kita peroleh melainkan mara.

9. Jago Dunia Jago Berkomunikasi
Temu muka dengan Joe Girard adalah pertemuan yang penuh semangat. Tidak ada kepasifan. Ia senantiasa aktif: bertanya, menyapa, memuji, mensugesti atau mendengar. Akibatnya kita ikut terbawa aktif. Ia tidak hanya menggunakan mulutnya tetapi juga tubuh, mata, tangan dan senyumnya. Pokoknya ia adalah seorang yang aktif-positif-dinamis dalam berkomunikasi.

Dalam proses komunikasi ini, ia menghilangkan jarak dan rasa takut antarmanusia. Sebaliknya tercipta suasana enak, segar dan menyenangkan yang membuat kita menerima dia, menyenangi dia, meyakini apa katanya, dan tentu akhirnya membeli mobilnya. Ia pandai sekali mengkomunikasikan isi hatinya dan isi kepalanya dengan positif, sehingga residu emosi negatif kita hilang digantikan dengan yang positif.

10. Jago Dunia Selalu Bersikap Konsisten
Semua orang setuju bahwa pelaku bisnis itu harus ramah, baik, melayani, menolong, memberi perhatian, menghormati dan berusaha memuaskan pelanggannya. Namun, kata Tom Peters, "Kebanyakan kita tidak sungguh-sungguh menerapkannya. Hanya mereka yang excellent --jago dunia-- yang menerapkannya secara sungguh-sungguh, tuntas, dan konsisten."

Joe Girard menerapkan kiatnya, ilmu dan falsafah bisnisnya dengan konsisten. Hasilnya adalah kemajuan dan pertumbuhan. Jika akhirnya ia terkenal ke seluruh dunia, kaya dan populer, hal itu merupakan buah yang wajar dari konsistensi perilakunya. Konsistensi adalah akar keberhasilan sejati.

Merenungkan kisah Joe Girard, kita dapat menarik sebuah kesimpulan: bahwa menjadi world-class achiever tidaklah mudah. Tanpa kemampuan dan keahlian, khususnya tanpa motivasi superior dan stamina ekstra, seseorang tidak mungkin menjadi achiever besar. Maka pertanyaan penting adalah, dari manakah sang achiever memperoleh motivasinya sehingga ia dapat bertahan dalam arena kompetitif itu?

Pasti tidak dari sekadar uang saja meskipun dunia para achiever berkelimpahan dengan uang. Lagipula sudah diketahui bahwa motivasi uang selalu berbentuk kurva lonceng (bell shaped curve), maksudnya uang memang memotivasi orang, tetapi sesudah uang tersebut diperoleh, tingkat motivasinya akan turun dan melandai; mendaki mencapai puncak kurva lonceng lalu menurun menuju dasar kurva.

Studi saya menyimpulkan bahwa motivasi ekstra seorang achiever ternyata selalu berasal dari ruang moral-spiritual. Dari ruang inilah dapat digali pelbagai macam motivasi super, seperti demi negara, demi bangsa, demi kekasih hati, demi keindahan, demi perdamaian, demi demokrasi, demi kemajuan peradaban, demi nama keluarga, demi pengembangan diri menuju puncak kesem-purnaan, dan sebagainya.

Intinya, motivasi agung ini berasalah dari sebuah falsafah yang ideal dan keyakinan kuat bahwa pencapaian itu adalah baik, benar, dan mulia. Motivasi super inilah yang mampu mendukung stamina jangka panjang, terbangkitkan oleh energi psiko-emosional, seperti kekuatan kekuatan cinta, kekuatan harapan, dan kekuatan impian.

Dalam dunia modern dimana kompetisi antarmanusia, antar-organisasi, dan antarbangsa telah menjadi norma, maka high achievement di segala bidang menjadi tiket masuk ke arena pertandingan. Tanpa itu kita cuma jadi penonton. Dan sebagai penonton, kita harus selalu membayar. Dan hebatnya, tidak ada calo yang menjual catutan. Artinya setiap orang harus mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan dirinya. Sejalan dengan itu, setiap perusahaan, setiap partai politik, setiap negara atau organisasi apa pun harus mengambil tanggung jawab serupa.

*) Jansen H Sinamo, Direktur Jansen Sinamo WorkEthos Training Center. Dapat dihubungi langsung di jansen@institutmahardika.com
*) http://www.purdiechandra.net

Read More......

Friday, June 6, 2008

Srigala Tua : Hidup adalah perbuatan !

Sebuah dongeng yang diceritakan oleh mistik Arab, Sa'di:

Seorang yang sedang melewati hutan melihat seekor serigala yang sudah lumpuh keempat kakinya. Ia ingin tahu bagaimana serigala itu dapat hidup terus. Lalu ia melihat seekor harimau datang dengan membakan kijang hasil buruannya. Harimau itu makan sepuasnya dan meninggalkan sisa bagi serigala.

Hari berikutnya Tuhan memberi makan serigala dengan perantaraan harimau yang sama. Orang itupun mulai mengagumi kebaikan Tuhan yang begitu besar dan berkata dalam hati: 'Aku juga akan menganggur di rumah saja dergan penuh kepercayaan kepada Tuhan, karena Ia akan mencukupi segala kebutuhanku. 'Ia melakukan niatnya berhari-hari lamanya, tetapi tak terjadi apa-apa. Ketika orang yang malang ini sudah hampir mati, terdengarlah Suara: Hai, engkau, orang yang sesat, bukalah matamu pada pada kebenaran! Ikutilah teladan harimau dan berhentilah meniru serigala yang lumpuh!

Di jalan aku melihat seorang gadis kecil menggigil kedinginan dalam pakaiannya yang tipis. Tiada harapan baginya untuk mendapatkan cukup makanan. Aku menjadi marah dan berkata kepada Tuhan: 'Mengapa hal ini Kaubiarkan? Mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu?'

Sementara waktu Tuhan tidak berkata apa-apa. Malamnya Ia menjawab dengan sangat tiba-tiba: 'Aku telah berbuat sesuatu. Aku menciptakan engkau.' Tangan di atas lebih baik dari tangan dibawah, let's help people.

Read More......

Monday, March 31, 2008

Mendirikan Usaha Dengan Bermitra

Sering, keadaan mengharuskan seseorang mendirikan usaha dengan bermitra. Artinya, pemilik perusahaan ada lebih dari satu orang. Apakah sebabnya orang perlu bermitra, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dan apa pula yang harus diwaspadai ?

Biasanya, kemitraan (kongsi, partnership) antara dua orang atau lebih, dibentuk berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tentang nilai tambah yang akan diperoleh. Atau bisa juga karena kebutuhan saling isi mengisi antara pihak-pihak yang terlibat, sehubungan dengan kekurangan yang ada pada masing-masingnya. Sebagai misal, bila si A mempunyai modal (dana) tetapi tidak memiliki keahlian apapun, maka jalan keluar yang baik adalah dengan bermitra dengan si B yang menguasai pengetahuan dalam bidang tertentu serta bisa dibisniskan. Dengan begitu mereka dapat mendirikan sebuah badan usaha bersama berbasis partnership, yang persyaratannya bisa dirembuk berdasarkan persetujuan mereka berdua.

Kemitraan dewasa ini diakui oleh dunia bisnis sebagai bentuk yang paling ideal untuk berusaha. Karena, bila kerjasama bisa berjalan baik, akan diperoleh suatu kekuatan yang luar biasa, yang dikenal dengan istilah “sinergi”. Sinergi dianggap dapat memproduksi output kerja jauh lebih besar daripada yang dihasilkan orang per orang dijadikan satu. Salah satu contoh diumpamakan si A dan si B masing-masing mempunyai kemampuan yang sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, katakan dalam waktu 20 hari. Bila si A dan si B bekerja sama sebagai satu tim, maka pekerjaan itu akan bisa diselesaikan bukan dalam waktu 10 hari (dua kali lipat dari kapasitas semula yang 20 hari), melainkan jauh lebih cepat, misalnya 7 atau 8 hari saja. Ini menunjukkan bahwa dengan bekerja sama, timbul daya sinergistik yang menghasilkan output jauh lebih tinggi, dalam hal contoh ini menjangkau 20 - 30 %.

Keunggulan unjuk kerja dari suatu kerja sama kelompok (team work) sudah diakui oleh dunia usaha dan manajemen, sehingga sekarang, kemampuan individu dalam kerja sama kelompok menjadi semacam persyaratan. Berbagai perusahaan besar mengkampanyekan hal itu dilingkungan karyawannya secara gencar, agar dapat meningkatkan produktivitas maksimal. Slogan-slogan dari bermacam kalimat yang bisa menggugah kebersamaan, dibentangkan antara lain dengan kata-kata : “Excellence Through Teamwork” (Kesempurnaan Melalui Kerjasama Kelompok), “Teamwork Goes To Excelence” (Kerjasama Kelompok Menuju Kesempurnaan) dan lain sebagainya.

Namun demikian, perlu diingat bahwa kesempurnaan hasil hanya dapat diwujudkan kalau kerja sama dalam kelompok bisa diselenggarakan dengan baik dan harmonis. Unsur-unsur kekompakan, saling pengertian, saling percaya, bantu membantu dan bahu membahu dalam bekerja merupakan elemen-elemen pokok paling mendasar guna tercapainya sebuah kerja sama yang menghasilkan sinergi. Sinergi tidak akan muncul dalam suasana penuh ketegangan, saling curiga mencurigai dan saling menjatuhkan. Bila suasana harmonis yang menunjang hadirnya sinergi tidak dapat terbentuk, lebih baik jangan membangun kerja sama. Ingat pepatah orang-orang bijaksana : “Better to be alone than in bad company” (lebih baik sendirian dari pada ikut dalam persekutuan yang buruk).

Lingkungan perusahaan kecil adalah lingkungan sensitif. Sedikit kesalahan dapat mengakibatkan ambruknya usaha. Oleh sebab itu, dalam memilih mitra, juga perlu kehati-hatian. Ada baiknya untuk membatasi jumlah orang yang akan berpartisipasi dalam kerja sama, misalnya dua atau tiga orang maksimal. Pembatasan ini dimaksudkan untuk menekan kemungkinan terjadinya perbedaan-perbedaan pendapat yang terjadi diantara para pendiri usaha atau pemegang saham. Makin banyak orang yang terlibat dalam kerjasama, makin banyak pula perbedaan pendapat yang akan terjadi. Masalah tersebut merupakan masalah yang amat klasik, terjadi dari zaman dahulu sampai sekarang. Menurut pengamatan penulis secara kasar, kira-kira 60% lebih perusahaan kecil yang hancur, disebabkan oleh terjadinya perselisihan faham antar para pemiliknya.

Perselisihan akan semakin mudah untuk terjadi, bila para pendiri atau para pemegang saham banyak menduduki posisi-posisi eksekutif, yaitu jabatan yang menjalankan roda perusahaan sehari-hari, seperti direksi atau manajemen top. Untuk meminimalkan kemungkinan- kemungkinan buruk seperti di atas, perlu pengaturan yang lebih antisipatif. Pertama, perlu dimengerti oleh semua pihak, bahwa untuk mengemudikan sebuah kapal, tidak mungkin ada 2 orang nakhoda atau lebih. Demikian juga dengan sebuah negara, tidak mungkin ada 2 orang presiden.

Bisa dibayangkan bila hal itu terjadi, 2 orang nakhoda yang tidak sepaham saling berebut mengendalikan kemudi. Pasti tak ayal lagi kapal akan bergerak tak tentu arah, terhuyung-huyung oleng tak keruan dan pada akhirnya akan menabrak karang serta tenggelam. Inginkah kita seperti itu ? Mendirikan perusahaan bersama hanya untuk berselisih dan kemudian runtuh sebelum berkembang ?

Read More......

Saturday, March 29, 2008

Aspek Mental Bagi Wirausahawan

Kalau diperhatikan, aspek fisik bisa berpengaruh negatif atas kinerja usahawan dengan pencetusnya yang berasal dari kelelahan, kebiasaan-kebiasaan buruk serta timbulnya penyakit. Hal ini termasuk dalam katagori efek tak langsung.

Aspek mental dilain pihak, berpengaruh langsung kepada prestasi usahawan, karena yang menjadi pemicu pada umumnya adalah tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam bidang usaha itu sendiri. Kegagalan-kegagalan , kerugian-kerugian, tekanan pihak lain dan sebagainya merupakan sebagian kecil yang menjadi penyebab seorang pengusaha mengalami jatuh-mental (mental break-down). Sekali pengusaha jatuh mentalnya secara parah, ada harapan ia akan mangalami trauma, dan kemungkinan besar tidak pernah lagi berkeinginan untuk berwiraswasta.

Kejadian seperti itulah yang perlu diwaspadai sejak dini oleh mereka, kaum wiraswastawan. Karena mental adalah sesuatu yang tidak kasat mata, abstrak dan terletak didalam, aspek ini agak lebih sulit dideteksi kapan terjadi degradasi, rongrongan, pengikisan, dan lain sebagainya. Adakalanya, seorang individu yang tadinya merasa tidak ada masalah dengan mentalnya, pada saat terjadi suatu “bencana bisnis” (business disaster) seperti kerugian besar secara mendadak, atau kebangkrutan, langsung mengalami jatuh-mental yang parah. Pada kasus-kasus tertentu, ada yang mengakibatkan orang tersebut gila atau mungkin juga bunuh diri.

Salah satu contoh, pada waktu pusat perbelanjaan Harco didaerah Glodok Jakarta terbakar beberapa tahun silam, seorang pengusaha yang tokonya habis terbakar langsung berusaha bunuh diri, dengan jalan menelan sikat gigi !

Kejadian tersebut menunjukkan bahwa sipengusaha tidak siap secara mental. Dan hal ini, dengan berbagai ragam perwujudannya, banyak sekali terjadi dimana-mana. Seperti kisah Malcolm McGregor pada bab ini, tidak kurang dari tokoh-tokoh bisnis kelas gajah di Amerika, harus mengalami akhir hidup yang begitu mengenaskan akibat ketidak siapan mentalnya. Ada yang gila, ada yang bunuh diri dan ada yang harus masuk penjara sebelum meninggal.

Untuk mengantisipasi hal sedemikian, para wiraswastawan perlu membekali diri dengan nilai-nilai sikap mental yang kuat, baik, tangguh dan tahan banting. Bagaimana caranya ? Tahap pertama untuk mempersiapkan diri menjadi figur usahawan ulet, adalah dengan jalan belajar dan membuka wawasan tentang nilai-nilai yang dibutuhkan. Tahap kedua, melatih dan membiasakan diri untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari, serta pada tahap ketiga, berusaha mempertahankan sikap mental yang sudah baik itu, melalui kebiasaan-kebiasaan hidup yang menunjang dan selaras.

Ada beberapa faktor, yang menjadi kunci keberhasilan pengusaha dalam membina dan mempertahankan ketahanan mental, yaitu: faktor intelejensia, motivasi dan proaktivitas. Intelejensia merupakan unsur kecerdasan, hubungannya adalah untuk memungkinkan orang meningkatkan pengetahuan serta keahlian. Motivasi menciptakan dorongan yang menggebu dalam mencapai suatu tujuan sedangkan proaktivitas selalu menuntun manusia dominan terhadap dirinya sendiri, tanpa goyah karena pengaruh, tekanan atau teror dari luar, baik orang lain ataupun lingkungan.

Wiraswastawan perlu memiliki intelejensia, karena dengan itu ia bisa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian, yang pada gilirannya nanti akan sangat membantu kiprahnya didunia usaha. Beberapa literatur menjelaskan bahwa intelejensia dapat dilatih, berdasarkan pendapat bahwa manusia akan semakin cerdas bila otaknya semakin sering dipergunakan untuk berpikir. Kenyataan memang menunjukkan, seperti telah disinggung sebelumnya, pengusaha itu adalah “pekerja otak”, dan setiap saat ia perlu berpikir untuk mengatur strategi bisnis, mencari terobosan-terobosan , memecahkan masalah-masalah dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu selalu dianjurkan agar pengusaha tetap konsisten belajar, mencari dan menambah ilmunya disegala disiplin agar bisa membuat diri dan perusahaannya menjadi kuat serta memiliki kesadaran teknologi (technology awareness) dan inovatif dalam meciptakan produk-produk baru.

Dengan intelejensia, seseorang bisa meningkatkan intelktualitas (keterpelajaran) , selanjutnya intelektualitas mampu mendekatkankan teknologi, akhirnya teknologi dapat menjadi tulang punggung sebuah perusahaan. Seperti ungkapan yang sering didengung-dengungka n saat ini, siapa menguasai informasi dan teknologi, dia akan menguasai pasar.

Setelah intelejensia, faktor motivasi merupakan salah satu aspek mental yang esensial bagi calon pengusaha. Motivasi adalah motor penggerak yang wajib dimiliki oleh setiap wiraswastawan. Tanpa motivasi, tidak mungkin ada kemajuan yang berarti didunia ini, dan tanpa motivasi tidak akan ada manusia yang bisa menjadi tokoh sukses.

Ciputra, bos kelompok Pembangunan Jaya pernah ditanya oleh para wartawan yang mewawancarainya, tentang faktor apa sebenarnya yang paling pertama bisa menyebabkan ia dan kelompoknya begitu sukses. Teryata Ciputra menjawab : “Motivasi..!” Ketika waratawan melanjutkan pertanyaannya “Yang kedua..?” Dijawab lagi : “Motivasi..!”

Wartawan mengejar terus : “Yang ketiga..?” Lagi-lagi jawabannya : “Motivasi..!”

Dari jawaban-jawaban yang diberikan Ciputra, bisa kita maklumi betapa pentingnya faktor motivasi dalam menentukan keberhasilan seorang pengusaha. Motivasi akan bisa mengatasi segala rintangan yang paling berat, dan motivasi bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin bagi orang lain, menjadi mungkin bagi kita. Kalau tidak, bagaimana mungkin Wright bersaudara bisa berhasil menciptakan sebuah kendaraan yang dapat terbang diudara ? Bagaimana mungkin Marconi bisa menciptakan radio yang bisa menangkap sinyal suara dari udara ? Bagaimana Bill Gates bisa menguasai dunia hanya dengan perangkat lunak komputer ?

Semua pengusaha yang ingin berhasil, harus didukung oleh kemauan, semangat dan motivasi yang ultra kuat. Tanpa itu, pengusaha yang bersangkutan akan segera menyerah dan menutup perusahaannya segera setelah mengalami dua-tiga kali kegagalan saja. Padahal, kegagalan adalah bagian dari sebuah proses, bukan sebuah terminal akhir.

Seorang bayi yang baru lahir, harus mengalami jatuh-bangun berkali-kali sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia bisa berjalan di atas kedua kakinya sendiri secara sempurna. Sama halnya seperti pengendara sepeda, sebelum ia menjadi mahir, serangkaian proses jatuh-bangun yang panjang, harus dilaluinya. Inilah hal yang perlu disadari oleh semua calon pengusaha, bahwa keberhasilan yang didambakan harus dibayar dengan proses perjuangan yang panjang. Sebuah proses, yang tidak ada jalan pintasnya. Suatu peraturan alam yang tidak bisa dibantah.

Memang, alam telah menentukan bahwa untuk memperoleh suatu kesempurnaan yang sejati alami, segalanya harus diproses secara alami pula. Tidak mungkin memotong jalan, tidak pula bisa direkayasa. Buah mangga yang diperam atau dikarbit, akan hambar rasanya. Ayam negri, tidak bisa segurih ayam kampung. Begitu juga dengan pengusaha. Mereka yang dikarbit, direkayasa dengan pemberian fasilitas dan kemudahan lobi, akan menjadi pengusaha yang rapuh.

Memiliki motivasi yang kuat, menghendaki orang untuk selalu berpikir positif. Misalnya, bila sekarang kita dalam keadaan berkecukupan, maka artinya kita berkesempatan untuk membantu orang lain. Sebaliknya, bila sedang dalam keadaan serba terjepit, kita tetap dapat tersenyum karena inilah saatnya membuktikan bahwa dengan kepiawaian diri sendiri kita akan mampu menaklukkan tantangan. Kalau kita berhasil, berarti kita memerlukan tantangan lebih lanjut yang lebih berat, kalau kita gagal artinya kita masih harus lebih banyak belajar dan meningkatkan usaha, serta lebih “tancap gas”.

Motivasi seorang wirausahawan handal, lebih condong menyerupai motivasi para petualang (avonturis). Tentu saja dalam hal ini yang kita bicarakan adalah petualang dalam artian positif, seperti misalnya para pendaki gunung, penerjun payung, pemburu, petinju dan lain-lain. Para petualang adalah mereka yang bisa menikmati setiap situasi menekan, berbahaya, menegangkan dan berisiko sebagai sesuatu yang menyenangkan.

Mereka bisa menerima stress sebagai suatu berkah. Donald H. Weiss menulis, bahwa ada 2 macam stress didunia ini, yang pertama bersifat positif, disebut eustress, sedangkan yang kedua, bersifat negatif, dinamai distress. Para pendaki gunung sebenarnya mengalami stress saat mereka memanjat tebing yang berbahaya, akan tetapi ketegangan itu terasa menyenangkan sekali. Mereka selalu ingin mengulangi saat-saat berbahaya itu. Dengan demikian, para petualang menerima suatu keadaan yang menekan secara positif, sehingga stress yang mereka terima adalah eustress.

Suatu keadaan yang sama, yang menghasilkan eustress bagi seseorang, bisa mengakibatkan distress bagi orang lain. Oleh karenanya, seseorang yang tidak memiliki hobi mendaki gunung, tidak akan memiliki kesiapan mental dalam menghadapi situasi-situasi menegangkan dalam suatu pendakian, sebagai akibatnya, ia akan mendapatkan distress.

Dunia wiraswasta condong menyerupai dunia petualangan, sehingga sedikit banyak diperlukan juga naluri petualangan, dalam artian positif. Pengusaha harus bisa menghadapi semua tekanan, permasalahan, tantangan bahkan kegagalan sebagai eustress, dan terbangkit semangat dan motivasinya yang bergelora untuk mengalahkan semua keadaan negatif tersebut. Tanpa kesiapan seperti itu, seorang pengusaha pemula bisa merana hidupnya.

Lebih jauh, perlu dimengerti sebuah logika yang mengatakan bahwa makin banyak seseorang mengalami kejatuhan atau kegagalan, maka makin matanglah orang tersebut dalam bidangnya. Kalau ini sudah bisa dimengerti, selanjutnya wiraswastawan perlu menganut sebuah falsafah, yang disebut sebagai “falsafah pegas”. Sifat pegas ialah, bila makin ditekan kebawah, ia akan menghasilkan tenaga lentingan keatas yang semakin besar. Artinya, makin banyak pengalaman usahawan dengan kegagalan dan kejatuhan, akan makin tinggilah tingkat kesuksesan yang berhasil dicapai pada akhirnya.

Proaktivitas melengkapi kualitas wiraswastawan. Motivasi seorang wiraswastawan sebagaimana yang dipaparkan dibagian atas, harus berjalan seiring dengan proaktivitasnya. Karena, untuk bisa mengubah persepsi kita tentang suatu tekanan dari luar, yang tadinya mungkin dirasakan sebagai distress, diperlukan kadar proaktivitas yang cukup tinggi, guna memungkinkan hal tersebut diterima sebagai eustress.

Jadi, hakekat proaktivitas sebenarnya adalah, kemampuan seseorang untuk mengendalikan sudut pandangnya atas segala keadaan lingkungan, kejadian, tekanan, rangsangan, provokasi, teror, dan segala sesuatu yang datangnya dari luar, agar supaya dirinya tidak terpengaruh dan tetap mampu melaksanakan semua rencana yang sudah dibakukan, sampai tercapai apa yang dicita-citakan.

Semua orang yang proaktif, termasuk wirausahawan, harus mampu menangkal semua godaan dari luar mulai dari yang remeh sampai yang dahsyat, termasuk keadaan lingkungan yang menimbulkan kesal seperti kemacetan lalu lintas, cuaca buruk, keadaan ekonomi yang ambur adul, juga rongrongan orang sekitar, provokasi dari pesaing bisnis, pelanggan yang rewel, cemoohan orang dan lain-lain sebagainya.

Read More......

Friday, March 28, 2008

Aspek Sosial Bagi Wirausahawan

Sifat bisnis pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan orang. Suatu transaksi bisnis yang ideal seharusnya bersifat saling menguntungkan, artinya tidak saja memenuhi apa yang dibutuhkan penjual, tapi juga memenuhi kebutuhan pihak pembeli. Dengan sifat ini, jelas bahwa bisnis membutuhkan orang lain. Penjual memerlukan pembeli, pembeli membutuhkan penjual. Bisnis tidak mungkin berjalan, tanpa adanya orang lain.



Dengan demikian, dunia wiraswasta adalah juga dunia hubungan antar manusia. Keterkaitannya dengan aspek sosial sangat besar. Orang bisnis yang sukses, atau lebih tepat wiraswastawan yang sukses sudah bisa dipastikan orang yang menghargai orang lain. Karena, dirinya sadar, tanpa orang lain, usahanya tidak mungkin jalan. Siapa yang akan membeli produknya, kalau bukan orang lain ?


Kita bisa mengatakan bahwa mereka yang sukses adalah individu-individu yang mengerti benar akan konsep “saling ketergantungan” dalam hidup. Konsep tersebut merupakan dasar pemikiran yang paling utama bagi semua manusia, baik dalam rumah tangga, pergaulan maupun dalam bisnis.

Ilmu kewiraswastaan menghendaki semua wiraswastawan menyadari penuh hal itu. Terlebih profesi sebagai usahawan, mutlak tergantung oleh kesediaan orang lain untuk membeli produknya. Meski ada beberapa pengusaha “karbitan” yang merasa tidak membutuhkan orang lain, karena orang tuanya seorang pejabat yang berkuasa, sesungguhnya posisinya itu amat rapuh. Keberadaannya hanya bersandar pada orang tua semata, yang pada waktunya nanti, harus turun panggung juga dari jabatannya. Kalau itu sudah terjadi, selesailah juga cerita dirinya sebagai pengusaha.

Oleh sebab itu, wiraswastawan harus membina aspek sosialnya pertama dengan jalan belajar menyukai orang lain, respek dan mau bergaul dengan siapa saja. Setiap kesempatan berjumpa dan berbicara dengan orang, berarti kesempatan untuk berpromosi. Bukan untuk mempromosikan barang dagangan, akan tetapi terlebih dahulu mempromosikan diri sebagai figur pengusaha yang simpatik, penuh perhatian pada sesama, sopan dan ramah serta menyiratkan wajah yang selalu ingin membantu. Ingat, orang proaktif tidak menghindar, tapi justru mencari kesempatan bertemu orang lain. Pertemuan dan pembicaraan dengan orang harus bisa dinikmati.

Dengan jalan itu, citra diri pengusaha akan lebih menonjol dari pada barang dagangannya sendiri. Sehingga, apapun komoditi yang dijual, orang akan lebih suka membeli kepadanya, dari pada ke pihak lain. Hal ini lebih mudah dibuktikan pada bidang-bidang usaha pelayanan dan profesi, seperti warung makan, bengkel, praktek dokter, pengacara, notaris, toko klontong dan lain-lain.

Pada usaha-usaha skala besar, aspek sosial tidak kalah pentingnya. Bila seorang pengusaha dikenal masyarakat sebagai tokoh bisnis yang serakah, egois, dan menindas orang lain, pada suatu waktu terjadi kerusuhan, maka kecil kemungkinan sipengusaha itu berikut kantor-kantor atau toko-tokonya bisa luput menjadi sasaran.

Para pengusaha, apalagi mereka yang berkecimpung dalam bidang-bidang seperti konsultan dan jasa profesi, yaitu usaha yang lebih mengandalkan citra perorangan, sebaiknya lebih aktif berhubungan dengan masyarakat. Seperti misalnya, berbicara dalam seminar-seminar, menulis artikel dimajalah, ikut organisasi sosial atau profesi, dan berbagai aktivitas semacamnya. Makin banyak ia tampil ditengah masyarakat, makin dikenallah ia, dan makin besar peluangnya untuk sukses.

Read More......

Thursday, March 27, 2008

Jadwal Pertemuan Nasional EU (Entrepreneur University)



Tempat Pelaksanaan :

The Sunan Hotel Solo (ex. Quality Hotel)
Jl. Ahmad Yani No.40 SOLO


Jum`at, 18 April 2008
08.00 - 12.00 Persiapan Stand
14.00 - 16.00 Pembukaan
16.00 - 18.00 Kunjungan Expo EU
18.00 - 20.00 Seminar I (Pembicara : Bob Sadino)
20.00 - 23.00 Forum Entrepreneur (Seputar EU Indonesia)


Sabtu, 19 April 2008
08.00 - 10.00 Forum Bisnis (Presentasi Bisnis)
10.00 - 12.00 Seminar II (Pembicara : Tri Raharjo)
12.00 - 14.00 Istirahat
14.00 - 17.00 Seminar III (Pembicara : Tan Adi Santoso)
17.00 - 19.00 Istirahat
19.00 - 24.00 Forum EU Indonesia (Gathering bersama Purdi E Chandra)


Minggu, 20 April 2008
09.00 - 11.00 Seminar IV (Pembiacara : MR. Joger Owner Kaos Joger)
11.00 - 12.00 Kunjungan Expo EU
12.00 - 13.00 Penutupan

Read More......